Januari 2022
"Azalea."
Suara itu tidak terdengar maskulin dan lembut seperti yang perempuan itu ingat. Tiga tahun ternyata bisa mengubah laki-laki di depannya sebanyak itu. Sepertinya sosok di depannya itu kehilangan cukup banyak berat badan. Matanya terlihat sayu dan lelah, tapi sepasang mata beriris cokelat gelap itu menonjolkan emosi. Lebih tepatnya perasaan marah yang besar. Dia terlihat dingin dalam balutan jas hitam, kemeja dan dasi warna gelap yang dulu perempuan itu sempat kagumi.
Merasa tidak sanggup menjawab, perempuan itu hanya mengangguk pelan dan menunduk. Kedua tangannya terkepal di atas pangkuannya. Dia tidak bisa menatap laki-laki di hadapannya terlalu lama. Perasaan hampa yang lahir dari masa itu sudah memusnahkan hampir seluruh sisa perasaannya yang lain. Dia bahkan tidak ingat kapan dia terakhir kali memiliki perasaan pada laki-laki di depannya itu. Kepalanya tidak ingin mengingat kenangan lama lagi.