Emerald sama sekali tidak bergerak dalam tidurnya, wanita itu masih tertuju dengan mata terpejam dan napas teratur. Zein yang menyaksikan hal itu mengernyit bingung, ia pun kembali menepuk-nepuk tubuh Emerald agar wanita itu terbangun namun Emerald sama sekali tidak merespon, terus memejamkan mata dengan napas teratur.
Tangan Zein perlahan terulur dan mengelus lembut rambut wanita itu, dia tahu jika saat ini beban Emerald begitu berat namun Zein tidak tahu harus melakukan apa untuk membuat beban wanita itu hilang bahkan untuk saat ini bukan itu yang di pikirkannya tapi bagaimana caranya agar Emerald bisa makan dan kondisi bayi-nya tetap sehat.
***
Huek! Huek!
Emerald memuntahkan isi perutnya di dalam wastafel kamar mandi yang ada di dalam apartemennya, pagi-pagi sekali dia terbangun karena merasa perutnya bergejolak, Emerald sudah sebisa mungkin menahan rasa mual-nya namun tetap tidak bisa.