"Nora!" Austin berlari mendekati ranjang Nora di mana wanita itu tengah terbujur kaku di atas ranjang, mayatnya kini telah di tutupi dengan kain kafan.
Dengan darah yang masih memenuhi pakaian depannya, Austin menarik kasar kain kafan yang menutupi seluruh tubuh Nora dan memeluk erat tubuh adiknya itu.
"Nora, bangunlah!" Austin menepuk-nepuk kecil pipi Nora. Menatap wajah adiknya yang terlihat pucat.
Lyora ikut menangis, menggoyang-goyang kasar tubuh Putrinya. Sungguh ia tidak menyangka jika akan di pisahkan secepat ini.
"Nora, bangun sayang. Ini mom," pinta Lyora dengan nada memohon. Wanita itu terus menangis histeris.
Riyonal sebagai sang ayah menatap tubuh kaku Putrinya dengan tatapan prihatin. Tak bisa melakukan apa-apa lagi.
Austin menarik tangan salah satu perawat pria yang tengah melepas alat infus dari tangan Nora. Pria itu mencengkram erat kerah kemejanya.
"Dia pasti belum mati 'kan! Adikku pasti belum mati!" sergahnya dengan suara keras.