"Aku tak peduli, kita terobos masuk saja", kataku.
"Jangan, berbahaya", Balas Yori
"Aku tidak keberatan untuk mengotori sedikit tanganku", Kataku.
"Kita akan di anggap teroris", Kata Carol.
"Akan ku usahakan bahwa yang akan di anggap teroris itu hanya seorang diriku. kalian pergilah mengambil dokumennya. Aku ada urusan", Perintahku.
Aku berlari masuk kedalam mendahului mereka sembari memasang topeng ke wajahku. Para penjaga di sana sontak menyergapku, Aku cepat-cepat mengambil pistol di tanganku dan mulai menembaki para penjaga itu. Yori dari belakang melempar gas miliknya. Ia dan Carol bergegas menuju tempat penyimpanan Dokumen. Sedang aku berhadapan dengan para penjaga. Satu demi satu aku berhasil membunuh mereka. Aku.tak segan dan tak takut untuk membunuh mereka walaupun nantinya aku akan menjadi buronan dengan harga sayembara termahal. Peluru pistolku mulai habis, Aku lalu mengambil senjata yang lebih mematikan di punggungku. Itu adalah senjata mesin dengan berisi energi solar. Aku pun menembaki semua penjaga itu dengan senjata yang ku ambil tadi di punggungku.
Ada satu penjaga yang tengah sedang menelpon seseorang. sepertinya dia meminta bantuan. Aku langsung menembak kepalanya hinga hancur berkeping-keping. Para penjaga yang lainnya mengambil kesempatan untuk menembaki ku. Beruntungnya aku tidak terkena peluru-peluru yang di tembakan oleh para penjaga. Aku melihat sebuah benda yang aku tidak ketahui. bentuknya trepesium, berwarna hitam dan merah, tidak terlalu besar , dan tentunya aku tidak tau apa benda itu. Namun dengan rasa penasaran aku mencoba menembaki benda itu dengan senjata solar ku.
"DUMMM....!!!", Seketika benda itu meledak bagaikan sebuah bom. Aku terpental ke tembok. Sementara sebagian dari para penjaga ada yang terluka dan ada yang tewas di tempat. Aku berlari mencari tempat berlindung, ketemukan sebuah meja baja, ku jatuhkan meja itu dan ku jadikan tempat berlindung. Para penjaga yang berhasil selamat kembali menembakiku. Aku berpikir akan membutuhkan waktu yang lama jika aku melawan mereka dengan senjata jarak jauh. Maka kuputuskan untuk menggunakan pedang. Aku ambil sebuah benda berbentuk seperti sebuah biji terbuat dari teknologi canggih. Aku tekankan biji itu ke perut ku, Jadilah biji itu sebagai armor yang terlihat sangat kuat dan berwarna ungu. Lalu aku mengambil sebuah benda yang di ikatkan ke celanaku. lalu aku menakan sebuah tombol yang terdapat padanya. Seketika benda itu memancang, dan menjadi sebuah pedang yang dimana mata pedangnya itu berwarna biru tua dan bersinar.
Aku melompati meja baja yang sebelumnya menjadi tempat berlindungku. Aku berlari sangat amat cepat di bantu dengan kemampuan sepatuku yang bisa membuatku lebih cepat berlari. Dengan pedang milikku, aku menebas semua para penjaga hingga tak ada yang tersisa. Tiba-tiba suara alaram berbunyi sangat keras, entah di mana Alaram itu berada. Aku tidak menghiraukannya, dan pergi mencari Carol dan Yori berada.
Ditengah aku mencari keberadaan kedua temanku, alat komunikasi yang ada pada telingaku berbunyi.
"Para polisi telah datang, cepat selamatkan dirimu!", Kata George lewat alat itu.
Mendengar apa yang dikatakan George sama sekali tidak mengecutkan hati ku. Alih-alih aku pergi keluar menghadapi para polisi di sana. Banyak sekali polisi yang berdatangan, banyak juga mobil-mobil Bounty hunter yang baru datang. Tanpa berbicara sedikit pun, aku langsung melemparkan bom berukuran kecil ke arah mereka. walaupun itu bom kecil tapi dampaknya tidak bisa dijadikan lelucon. Hal itu terbukti ketika bom itu mulai meledak, dan memakan banyak korban. Sama dengan para polisi dan bounty hunter, aku juga terkena dampak dari bom ku sendiri. Aku terpental sangat jauh, tetapi berkat armor kuat yang ku kenakan melindungiku dari ledakan bom itu.
Aku menembakan sebuah jangkar dari alat yang menempel di lengan kananku, Kutembakan jangkar itu ke sebuah atap gedung. Kemudian aku melesat ke atas sana. Di sana sudah ada George bersama kedua temanku yang lain.
"Kalian mendapatkannya?", tanyaku kepada Yori dan Carol.
"Kita mendapatkannya", Jawab Carol sambil menunjukan sebuah dokumen yang tersegel oleh sesuatu.
***
Ke esokan harinya, aku melihat siaran berita di tv. Berita itu membahas kejadian seorang teroris yang merampas dokumen negara. Terosis itu berhasil membunuh 10 penjaga Erxy, melukai 40 polisi dengan luka berat, 10 dengan luka ringan, melukai 30 Bounty hunter. Itu ia lakukan dengan sendiri. Juga diretasnya semua Kamera CCTV di sana. Sehingga kita tidak tau detiel kejadian itu. Dari pernyataan beberapa polisi, teroris itu menutupi wajahnya dengan sebuah topeng, mengenakan celana hitam, memakai armor, membawa senjata berupa, satu pistol, satu pedang, dan satu senjata tembakan lainnya. Dan kini bapak tuan presiden membuat sayembara kepada seluruh masyarakat Arlenia, barang siapa yang bisa menangkap atau membunuh teroris itu akan mendapatkan sejumlah uang yang sangat-sangat banyak sekali.
Sama sekali terbesit rasa takut ku akan hal ini. Malah ini membuatku semakin tertantang dan bersemangat. Lagi pula aku tak akan mau mematuhi si presiden keparat itu. Sebenarnya juga para masyarakat di Arlenia menyesal dia menjadi presiden di negri ini. banyak janji-janji yang tak kunjung dilaksanakan. Masyarakat seakan-akan tak dipedulikan olehnya, apalagi masyarakat kelas rendah. Pandangannya tak terjangkau ke sana. Lebih parahnya lagi ia ingin membuat banyak sekali senjata-senjata perang. Buat apa?, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengadakan perang. Walaupun Niatnya belum tampak jelas, tetapi kami masyarakat Arlenia mencium aroma api peperangan. Apalagi semenjak si keparat menjadi presiden, negri ini pnuya banyak hubungan yang tidak baik kepada beberapa negara tetangga. Jadi aku tak peduli menjadi teroris yang terancam bahaya. Di saat dokumen itu berhasil di matikan segelnya, akan ku beberkan apa yang di rahasiakan.
Setelah ku menonton acara berita di tv, aku membuat roti panggang dengan selai strawberry ditemani dengan susu sapi segar yang ku beli di mini market yang jaraknya dekat dari mobil karavanku. ya...aku tinggal di sebuah mobil karavan yang cukup luas. Sebelum aku seperti ini, dahulunya aku adalah seorang bounty hunter, dan tinggal di sebuah apertemen bagus di kota. Semua ketenangan dan kenyamanan yang ku miliki saat itu seketika hancur sejak aku di tipu habis-habisan oleh penipu ulung. Aku sudah membuang jauh-jauh ingatanku waktu itu, karena itu lah aku lupa dengan cara dia menipuku. Lalu kehidupanku seterusnya ku jalani sebagai tinju bayaran, dan aku membeli sebuah mobik karavan. Di balik profesiku sebagai petinju bayaran, aku juga menjadi pemberontak di kota Aprle tepatnya di ibu kota Arlenia semenjak si keparat menjabat sebagai presiden. Awal-awal aku melakukan aksi pemberontakan dimulai dengan mencoba meng-hack berbagai fasilitas elektronik di kota, seperti mobil, motor, CCTV, meretas bank, dan lain-lain. Aku juga bertemu dengan teman-teman baruku di berbagai tempat. Aku bertemu dengan Carol di sebuah bar. pada saat itu ia sedang mabuk berat, tidak ada orang menemani ia di sana. jadi aku membantunya pulang kerumah. Dari sinilah kami menjalin hubungan baik, tubuhnya besar dan berisi, Matanya berwarna biru, Warna rambutnya pirang, kulitnya putih terang. Lalu aku bisa bertemu Yori di sebuah perpustakaan. Saat itu aku ingin meminjam sebuah buku novel dan buku tentang sistem keamanan negara, sementara Yori tengah asyik membaca sebuah buku novel. Ia duduk di sebuah meja di sana, Ia juga terlihat tenggelam kedalam cerita yang ia baca. Bahkan di saat aku mendekatinya, ia bahkan tidak menyadari keberadaanku. Ia menyadariku di saat aku mencolek tangannya. Aku pun memintanya menceritakan secara singkat cerita novel yang ia baca, dan aku pun berteman baik dengannya. Dan teman terakhirku, George. Aku bertemu dengannya di sebuah Website tersembunyi bernama, H-G. yang dimana website itu adalah tempat berkumpulnya para Hacker di seluruh dunia. Banyak sekali gosip yang beredar tentang siapa yang membuat website itu, tetapi hingga sekarang belum ada kepastian yang jelas. Pada saat itu pemilik website event dan event itu adalah meretas dokumen-dokumen Negara secara besar-besaran. Si pemilik Wibesite telah menjebol sistem keamanan yang mengamankan dokumen-dokumen dari beberapa negara. Dan dia membuat sandi sendiri ke sistem keamanan itu. Tugas kita hanya mencari tau sandi yang di oasang olehnya. Keuntungan yang kami dapatkan dari hasil mendapatkan suatu dokumen negara, bisa di jual dengan harga yang kita mau ke negara lain. Di sinilah aku bertemu dengan satu hacker dengan nama user, Bir9. Sembari mengikuti event, aku juga menggali identitas asli si user Bir9. Entah karena ia terlalu sibuk mengikuti event sehingga membuatnya lengah, aku dengan mudahnya mendapatkan identitas aslinya. Ia berasal dari negara dan kota yang sama denganku, hingga pada suatu ketika aku menemuinya di tempat pekerjaannya tepatnya di sebuah bengkel mobil. Di sana ia bekerja sebagai manejer. Dari situlah aku berteman dengannya dengan mengatakan bahwa aku juga penggunan website H-G. Tentang event yang aku ikuti, aku tidak berhasil menemukan kata sandinya begitu juga dengan George. Ke empat temanku ini ternyata memiliki tujuan yang sama, yaitu menggulingkan pemerintahan yang sekarang. Maka aku mengenalkan mereka satu sama lain.