Setelah sebelumnya Hajar dibuat kesal dengan segala drama yang dibuat oleh Ilyas, kali ini Hajar sebenarnya antara sedih dan juga bahagia karena hari ini adalah hari pernikahannya dengan Ilyas sengaja membuat Hajar berjanji pada saat itu.
Saat ini walaupun Hajar belum siap, tetap saja Ilyas akan menagih janjinya itu, karena Aina telah mengakui bperasaanya pada Ilyas sebelumnya. Padahal Ilyas sebelumnya berniat untuk memberikan kejutan lamaran spesial pada Hajar tapi ternyata Hajar yang menerimanya kejutan bahkan saat Hajar belum tau sebenarnya Ilyas dan Ayub adalah orang yang sama.
Tentunya Ilyas sangat merasa senang, bahkan pada dirinya yang saat itu masih dianggap asing saja Hajar sangat berani mengungkapkan cintanya, apalagi nanti ketika mereka telah menikah.
"Mama... apakah Semua orang akan menikah?" tanya Yakub yang saat ini tampak asik melihat wajah makanya yang sedang di hias oleh seorang MUA.
"Tentu saja hanya orang-orang yang diizinkan oleh Allah saja dan memiliki niat untuk menikah dan membangun keluarga kecil bahagia yang akan menikah sayang." ucap Hajar.
"Itu artinya Mama Hajar dan Papa Ilyas akan segera menikah karena telah miliki niat menikah dan ingin membangun keluarga kecil yang bahagia atas izin Allah ya Ma?" tanya Hamsah.
"Iya nak, Hams sangat benar....sekali...," ucap Aina yang kagum dengan gadis mungil yang duduk disamping Yakub.
"Mama apakah jika Hams besar nanti juga akan menjadi pengantin seperti mama?" tanya Yakub.
"Iya Ham akan menjadi pengantin wanita tercantik jika sudah besar nanti." ucap Hajar.
"Dan Yakub yang akan menjadi pengantin laki-laki yang tampan agar bisa menikah dengan Hams."ucap Yakub dengan percaya diri.
"Bahkan Kakak Yakub masih takut dengan tikus, bagaimana mungkin kakak bisa melindungi ku jika kita menikah nanti." ucap Hamsah dengan polos.
Hajar hanya tersenyum menahan tawa melihat wajah putranya yang tampan murung, karena benar apa uang dikatakan oleh Hams tersebut. Tapi mengingat tidak kedua bocah mungil yang ada dihadapannya itu membuat Hajar mengingat kisah hidup dengan Kaka Ayub alias Ilyas yang saat ini akan menjadi suamiya.
Flashback on
"Kakak apakah yang kau lakukan disana?" tanya Hajar kecil yang memiliki tubuh gendut dan padat.
"Aku sedang mengumpulkan botol bekas dek, tapi disini banyak sekali kecoak sehingga membuat ku sedikit takut dan geli." ucap Ayub kecil.
"Mereka sedang mencari makna juga sama seperti kita, kecoak kan tidak bersalah." ucap hajar kecil.
"Bagaimana jika kita pergi untuk mengumpulkan botol bekas di tempat lainnya, mau ikut?" tanya Ayub.
Hajar hanyalah mengangukan kepalanya dan mengandeng sebelah tangan Ayub dan mereka berjalan bersama menyusuri kampung seberang yang memang saat ini telah menjadi timbunan sampah plastik dan banyak sekali pemulung yang mengais rezeki ditempat ini termasuk mereka salahsatunya.
"Kamu sudah makan adik kecil ku yang manis?" tanya Ayub lagi.
"Belum kakak... sebenarnya ingin makan tapi Hajar tidak punya uang untuk membeli nya, uang mulung kemaren udah habis buat makan kemaren." ucap Hajar dengan sedih.
Walaupun Hajar makanan sedikit dan tidak pemilih pada malam. Tetapi tubuh kecil Hajar tetap saja sangat gemuk karena Hajar akan memakan apapun yang menurutnya masih layak dimakan walaupun itu ditemukan di tempat sampah.
"Ini kemaren kakak dikasih orang baik roti....kamu bisa memakainya untuk sarapan, kakak sudah sarapan." ucap Ayub kecil yang langsung memberikan roti berukuran sedang tersebut sehingga cukup untuk menginjak perut Hajar yang lapar.
Sebenarnya Ayub juga belum makan tapi dengan melihat Hajar tersebut dan tidak bersedih, Ayub rela berbohong dan mengatakan bahwa Ayub telah makan.
"Terimakasih Kakak." ucap Hajar dengan senang.
Hajar tau jika Ayub sedang berbohong sehingga Hajar memutuskan untuk membagi dua roti itu dan menyuapi Ayub roti tersebut dengan perlahan sampai roti tersebut perlahan habis mereka makan bersama.
"Kamu adalah Perempuan yang terbaik, manja dan sangat pengertian pada ku..... aku sangat menyayangimu." ucap Ayub kecil yang memeluk tubuh Hajar kecil yang sangat gemuk.
Flashback off.
"Nyonya sepertianya tuan telah meminta anda untuk turun." ucap Hetty yang merupakan MUA yang sebelumnya di tugaskan oleh Ilyas untuk merias dan membawa Hajar turun kebawah untuk memulai acara ijab-kabul.
"Hah.....?" ucap Hajar yang tersadar dalam lamunanya.
"Ayo kita kebawah Nyanya, Tuan telah menunggu anda untuk segera melakukan akad-nikah." ucap Hetty.
"Baiklah Hetty , ayo kita kebawah. Dimana anak-anak?" tanya Hajar yang mencari keberadaan kedua bocah mungil tadi yang tidak lain adalah Hamsah dan Yakub.
"Sepertinya tadi tuan muda dan gadis kecil itu sedang menuju kebawah." ucap Hetty menjelaskan.
Saat ini Ilyas sedang duduk menunggu kedatangan Bidadari surganya yang akan sah menjadi istri hanya dengan hitungan menit. Ilyas tampak terpanah dengan senyum manis dan cantik dari seorang Hajar yang sangat menenangkan hatinya, Wajah Hajar yang tampak berseri dengan balutan hijab putih dengan gamis panjang berwarna putih yang terlihat elegan, membuat Hajar menjadi berkali-kali lipat cantik bagaikan bidadari yang baru turun ke bumi.
"Sebenarnya aku merasa sangat gugup apakah aku terlihat jelek sehingga mereka semuanya memperhatikan ku dengan sedikit aneh?" tanya Hajar pada Hetty.
"Tidak Nyonya bahkan Anda sangat cantik, sehingga membuat banyak tamu undangan termasuk Tuan Ilyas yang terpanah dengan kecantikan Anda yang natural." ucap Hetty.
"Benarkah tapi tadi aku belum sempat melihat keseluruhan wajah ku." ucap Hajar yang kurang percaya diri.
Karena Hajar dari tadi sibuk memperhatikan Yakub dan Hamsah berbicara dengannya dan sibuk melamunkan tentang masalahnya dulu di tanah seberang bersama dengan Kakak Ayub alias Ilyas saat ini uang tampak sangat tampan dengan balutan kemeja putih.
"Apakah bisa nanti setelah ijab kabul kita tidak usah menyalami tamu. Rasanya aku tida rela jika dirimu yang cantik ini dilirik banyak mata jagat." ucap Ilyas dengan sedikit berbisik saat hajar telah duduk disampingnya.
"Tentunya saja kita harus mengalami tamu yang telah mengucapkan selamat dan memberikan do'a mereka pada kita kakak." ucap Hajar yang saat ini memangil Ilyas dengan sebutan kakak saya seperti dulu.
"Baiklah..... kali ini Akau merasa menyesal karena mengundang tamu terlalu banyak." ucap Ilyas dengan sedikit lesu.
Tidak lama kemudian acara pernikahan yaitu ijab Kabul yang diucapkan Ilyas akan segera dimulai, Karena memang Ilyas tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Bagi Ilyas Hajar terlalu cantik saat ini sehingga membuat Ilyas tidak telah jika banyak mata lain yang mengagumi hajar terang-terangan didepan matanya.
Tentunya saja tidak adanya seorang laki-laki waras manapun yang menyukai Wanita nya terlihat cantik didepan laki-laki lain, Ilyas lebih suka Hajar terlihat cantik dihadapannya saja. Bahkan saat Hajar tersenyum manis pada para tamu yang tampak tersenyum dan mengambil foto Ilyas sangat ingin membuat Hajar tersenyum pada dirinya saja.
"Apakah tuan Ilyas sudah siap untuk memulai ijab-kabul?" tanya Pak penghulu pada Ilyas.