"Saat kau mengabaikan kan ku,saat itu
juga orang lain menjagaku"
#(Nurfadila_chan)๐ท
๐๐๐
.....
Kirana pagi ini datang tepat waktu kekampus.
Setiba diruangan ,ia melihat melisa dan revan sedang bercengkrama bersampingan sambil berpendapat tentang tugas.
Kirana duduk dikursinya yang ada dihadapannya.
Benar benar tidak disangka mereka bisa dekat secepat itu?
Dosen masuk ruangan dan memberikan materi,kali ini disertai dengan ulangan yang rumit.
Kirana menghela napas frustasi benar benar keadaan yang tidak diinginkan.
Kirana menoleh kebelakang tepatnya kehadapan melisa.
Revan sudah beralih kekursinya yang berada disamping kirana.
"Ssssstttt....Mel,lihat dong,gue gak paham nih!"bisik kirana.
Melisa memberi kode untuk kirana sabar dan tenang agar tidak ketahuan dosen.
"Jangan lama lama!"lirih kirana.
Revan melirik kirana sambil geleng geleng kepala.
" Gadis ini selain sombong,keras kepala,dia juga pemalas dan penikmat jasa orang lain!"batin revan.
Karena kirana terus berbisik dosen yang terkenal galak itu terusik dan segera melempar kirana dengan penghapus.
Tidak dapat dihindari penghapus itu tepat mengenai jidat kirana hingga lebam.
Seluruh pelajar tidak ada yang berani tertawa dan tetap serius mengerjakan tugas masing masing.
Kirana menghadap kedepan sambil meredam sakit dijidatnya.
Ia mengepalkan tangannya dan berusaha meredam emosi yang ingin keluar.
Melisa segera memberi jawabannya dan memandang kasihan kirana.
"Loe gak apa apa kan Ra?"bisik melisa.
Kirana tersenyum dan menyalin jawaban melisa kekertasnya.
Ulangan telah berakhir seluruh kertas ulangan dikumpulkan.
Para pelajar merasa lega,dan segera bergegas keluar ruangan.
Melisa mendekati kursi kirana dan menatap kasihan jidat kirana yang memar akibat terkena lemparan penghapus tadi.
"Ya ampun,jidat kamu luka ra,kita obatin ke uks ya?"ucap melisa khawatir.
Sebelum kirana menjawab,revan mendatangi kursi kirana dan menjawab pertanyaan melisa.
"Loh...loe kan mau diskusi bareng gue diperpus,loe udah janji Luan sama gue kan mel?"tanya revan.
Melisa menepuk jidatnya karena lupa dengan janjinya .
Ia pun menghadap revan dan menunjukkan permintaan maaf karena lupa dengan janji mereka.
"Sorry ya ra,gak bisa nemenin kamu,aku udah janji duluan sama revan..sorry ya,aku pergi dulu,jangan lupa obatin luka kamu ya !"seru melisa dan pergi berlalu dengan revan.
Kirana memandang nanar kepergian melisa,benar benar berubah,dirinya jadi terlupakan,yang biasa diprioritaskan lebih dahulu oleh melisa kini diabaikan.
Ia melamun diruangan sendirian dan benar benar merasa lelah.
"Nih buat obatin luka loe!"seru seorang cowok sambil menyodorkan kapas ,plester,dan betadine.
Kirana melirik cowok tersebut yang tak lain adalah afian.
"Cuma luka kecil doang!"ketus kirana acuh.
Afian menarik paksa kursi yang ada dihadapan kirana dan mendudukinya.
Ia meletakkan kapas,plester dan betadine itu dimeja kirana.
"Luka kecil harus segera diobatin sebelum semakin parah!"jelas afian.
Afian menyingkirkan rambut poni kirana yang menutupi lukanya.
Ia mulai mengoleskan luka kirana dengan betadine yang ia bawa tadi.
Kirana hanya bisa diam dan pasrah dengan yang dilakukan oleh afian.
"Awww..!!"pekik kirana meringis.
Afian pun dengan hati hati mengoleskan obat itu ke luka kirana.
Sesekali ia meniupnya,dan segera menutup lukanya dengan plester .
Kirana memandang wajah serius afian.
Ia heran mengapa afian begitu peduli dan perhatian padanya,disaat orang lain melupakannya.
Bahkan ia sering ketus kepadanya ,tapi afian tetap saja mendekat dan baik padanya.
"Finish...luka loe bakalan cepat sembuh!"afian membereskan betadine dan kapas yang ia bawa tadi.
Afian hendak pergi namun kirana segera menarik tangannya yang membuatnya harus kembali duduk.
"Thanks ya!"seru kirana sambil tersenyum.
Afian tersenyum manis dan memegang tangan kirana yang memegang tangannya barusan.
"Sama sama!"seru afian.
Kirana merasa canggung dan melepas pegangannya ,laluย afian segera beranjak keluar ruangan kirana.
***
Jam istirahat telah usai,seluruh pelajar masuk kedalam ruangan dan siap untuk kelas selanjutnya.
Melisa dan revan memasuki ruangan sambil tertawa .
"Ehh..ra,luka kamu udah diobatin?,tadi kamu ke uks ya?"tanya melisa.
Kirana hanya mengangguk walaupun kejadiannya tidak seperti itu.
Melisa duduk dikursi nya begitu juga dengan revan.
***
Bel berbunyi tanda kelas telah berakhir ,seluruh pelajar keluar ruangan dengan antusias.
Kirana sibuk merapikan buku bukunya yang ada diatas meja.
Melisa sudah siap dan berdiri dihadapan kirana .
"Aku duluan ya ra,aku pulang bareng revan soalnya.Gak apa apa kan?"tanya melisa.
Kirana berfikir sejenak dan melirik revan yang hendak berjalan kearah kursi nya .
"Ia gapapa,loe hati hati ya!"seru kirana .
Melisa tersenyum dan segera meninggalkan ruangan bersama dengan revan.
Kirana hanya bisa menghela napasnya.
"sepertinya melisa mulai berubah?",kalimat itulah yang timbul dibenaknya saat ini.
Kirana berjalan cepat keluar ruangan dan berjalan dengan santai dikoridor kampus.
Lalu langkahnya terhenti karena dihadang oleh seorang cowok yang tak lain adalah afian.
"Sendiri aja,melisa mana?"tanya afian bingung.
"Dia pulang bareng revan!"ketus kirana.
"Owh..anak baru itu ya?"tanya afian.
Kirana menatap malas dan enggan menjawab pertanyaan dari Afian ,ia benar benar merasa lelah saat ini.
"Bareng gue yuk ,daripada loe naik bis,lama...panas lagi!"jelas afian.
Kirana melirik afian malas,ia ingin menolak namun teringat dengan kebaikan afian hari ini,ia pun setuju dan segera naik ke motor afian.
Mereka pun berlalu meninggalkan pelataran kampus dan membelah jalanan raya yang luas.
***
Tiba didepan gerbang rumah,kirana segera turun dari motor afian.
"thanks ya,udah mau nganter dan ngobatin luka gue, hari ini!"seru kirana.
Afian tersenyum dan mengacak poni kirana dengan gemas.
"Sama sama tuan putri,gue pulang dulu ya..bye!"ucap afian sambil bersiap pergi.
Kirana tersenyum kecil saat afian mulai melajukan motornya.
Setelahnya ia masuk kedalam rumah dan mendapat tatapan menyelidik dari mama nya yang saat itu pulang lebih awal dari kantor.
"Cyie..dianterin afian,ada apa nih ya?"tanya mama.
Kirana melirik sebentar kearah mamanya dan melanjutkan langkahnya menuju kamar tanpa berniat menyapa ataupun membalas ucapan mama nya.
๐๐๐