Bukan Jakarta, melainkan tempat yang lumayan jauh dari kotanya. Tepatnya di tebing bukit dari ujung Jakarta Timur. Aku dan Wilson menempuh jarak yang sungguh terbiasa.
Kenapa? Bahkan aku juga sering mendatangi tempat-tempat itu. Sayangnya, aku masih belum mengelilingi seluruh Indonesia untuk mencari beberapa kabar terheboh. Kelak, aku ingin sekali melakukannya.
Di atas tebing paling tinggi, masih terlihat beberapa mereka yang duduk termangu diam ketika melihat tiga jasad tak bernyawa. Kegelapan dunia sebentar lagi akan musnah. Akan tetapi, cerita masa lalu masih terombang-ambing karena sapuan alur yang melambai.
Dilan merundukkan pandangannya dengan raut yang masih merintihkan air mata. Kedua tangannya mulai membuka gulungan kertas yang diberikan oleh kakak perempuannya—Sandiara.
Sementara itu, Jebran terduduk kaku dengan pandangan menurun lagi lesu. Melihat satu orang yang masih hanyut dalam kesusahan.