Kehadiran sosok Carlos—ayah tirinya Jebran akhrinya benar-benar membeliakkan mata. Semua orang mulai tercengan dengan maksud kedatangannya. Aku mencoba memajukan langkahku untuk menghadap beliau lebih tegas.
"Siapa yang bertanggung jawab atas program ini?!" tanya Carlos dengan lantang.
"Aku," singkatku, memajukan satu langkah dari mereka semua.
Tuan Carlos memperhatikan wajahku dengan pandangan yang sangat serius. Aku yang seakan hendak melawan dari ucapannya bahkan tak membuatku memundurkan langkah.
"Kau yang bertanggung jawab untuk melawan semua ini? Apa kau yakin untuk melawan negeri ini?" lontar Carlos.
Tatapanku terus lurus ke hadapannya, bahkan tak ingin menghindari ucapannya. "Apa aku akan memberikan bukti kalau mereka tidak pernah menepati janji?" sebutku.
Semua orang mulai mencurigai sesuatu. Pintu terbuka, terlihat sosok pak David memasuki ruangan.
