Surat pengunduran diri yang kini berada di tangan Jebran, sedangkan sosok Anindira telah memasuki ruang pribadinya yang tak jauh dari pandangan. Jebran hanya menatap curiga sekaligus bingung yang melebar.
"Kenapa dia tiba-tiba mengundurkan diri?" keluh Jebran, bergumam seorang diri.
Dalam genggaman dengan pandangan ke depan jalan, akhirnya Jebran pun menyusul ke dalam ruangan Anindira untuk memastikan kepastian.
Tok!
Tok!
Tok!
Jebran mengetuk pintu, lalu membuka ruangannya.
Terlihat sosok Anindira yang duduk sambil mengerjakan sesuatu dari dalam layar Komputer. Jebran menghampiri sambil mengacungkan surat pengunduran diri.
"Apa kau yakin?" tanya Jebran tak percaya.
Anindira beranjak dari posisi duduknya sambil merundukkan pandangan, "Tuan Jebran, aku tidak pantas harus berada di sini, ayahmu memintaku untuk bergabung dengannya."
"Dan aku tidak bisa menolaknya," lanjutnya.