Chereads / OUR JOURNEY / Chapter 65 - BAB 64

Chapter 65 - BAB 64

"Sini tangannya pegangan sama aku," kata Jesse menjulurkan tangannya untuk membantu Nayara melewati bebatuan yang ada di dalam goa.

"Bukitnya agak nanjak kalau gak kuat aku gendong," kata Jesse.

Nayara merasakan perasaan dejavu. Persis seperti apa yang Ia alami saat pertama kali bertemu Jesse.

"Kita ke rumah nenek dulu baru ke danau oke? Sayang?" Nayara tersadar saat Jesse memanggilnya. Gadis itu hanya mengangguk dan melanjutkan perjalanannya.

"Kakak!" Pekik Ita lalu berlari mendekat ke arah Nayara.

"Ita, udah lama banget gak ketemu. Kakak kangen," kata Nayara lalu memeluk Ita yang sedang memakai seragamnya.

"Kakak belum ngasih tahu kita nama kakak loh! Suka bohong!" Kata Ido sambil melipat tangannya.

"Iya ya kakak kelupaan. Yaudah kenalin nama kakak Nayara. Panggil Kak Nayara aja," kata Nayara sambil memeluk Ido dan Ita.

"Emak gimana kabarnya?" Tanya Nayara lagi.

"Emak ada di rumah kak ayo!" Ajak Ita.

"Yah tapi kakak mau ke rumah temen kakak dulu, nanti deh mainnya. Kalian pulang ganti baju dulu," kata Nayara.

"Yaudah hati-hati kak," ucap Ido dan Ita sambil berlari pulang.

"Ayo sayang lewat sini," kata Jesse menuntun Nayara.

Setelah lama berjalan menyusuri jalan setapak, Nayara dan Jesse akhirnya sampai di sebuah gubuk indah dan tentunya itu rumah nenek Jesse. Jesse merasa heran saat melihat rumah neneknya dikerumuni banyak orang dengan pakaian serba hitam. Jesse juga melihat ayah dan ibunya beserta Jason, Rika dan Sandrina menangis di depan pintu rumah nenek Jesse.

"Rame banget Jesse ada apa?" Tanya Nayara. Nayara juga terpaku saat melihat Jesse menggelengkan kepalanya.

"Jesse kenapa?" Tanya Nayara. Tanpa aba-aba Jesse melempar tasnya dan berlari mendekat ke arah keluarganya.

"Ma nenek kenapa?" Tanya Jesse.

"Jesse kamu kok bisa ada di sini?" Tanya Gandi ayah Jesse.

"Nenek kamu meninggal sayang," kata Dewi yang tak bisa menahan tangisannya di pelukan Jason.

"Nggak mungkin! Nenek!" Pekik Jesse lalu menerobos masuk ke tempat pemandian jenazah neneknya.

Jesse terdiam saat melihat tubuh neneknya yang sudah kaku dan pucat. Laki-laki itu lalu bersimpuh dan memeluk jenazah neneknya erat.

"Nek cepet banget sih? Jesse padahal mau ngenalin seseorang sama Nenek," kata Jesse sambil menangis tersedu-sedu.

"Jesse kita harus cepet mandiin jenazah nenek kamu. Yang sabar ya," kata seorang wanita yang bertugas memandikan jenazah nenek Jesse.

"Jesse ayo keluar," kata Dewi sambil menuntun putranya.

Jesse duduk di salah satu kursi yang terjajar rapi khusus disiapkan untuk para tamu yang akan hadir di pemakaman nenek Jesse. Jason sadar akan keberadaan Nayara memutuskan untuk menghampiri gadis itu.

"Hai Nay," sapa Jason.

"Hai kak. Rame gini ada apa ya?" Tanya Nayara.

"Nenek meninggal Nay kemarin," jawab Jason sambil tertunduk.

Nayara tampak sangat terkejut bahkan gadis itu hampir menjatuhkan semua barang yang ada di tangannya.

"Bagi Jesse nenek itu ibu kedua dia. Gue sengaja gak kasih tahu Jesse biar dia gak shock di perjalanan," kata Jason.

"Ayo Nay ikut ke sana," ajak Jason dan membantu Nayara membawa semua barangnya.

"Siapa ini Jason?" Tanya Dewi sambil menatap Nayara.

"Nayara ngapain Lo di sini? Gak lihat apa Lo Jesse lagi sedih?" Teriak Sandrina.

"Nayara dateng sama Jesse niatnya mau ketemu nenek tapi..," Jason menjeda kalimatnya.

"Owh pacar Jesse ya?" Kata Dewi lalu mempersilahkan Nayara untuk duduk.

"I...Iya tante nama saya Nayara Kanendra," kata Nayara memperkenalkan diri.

"Kanendra? Kayak kenal deh sama nama marganya," kata Dewi.

Sandrina melihat Nayara dengan tatapan tidak senang. Niatnya dia yang akan menghibur Jesse saat ini. Namun rencananya gagal karena Nayara yang akan berada di samping Jesse.

"Sandrina buatkan minum untuk Jesse dan Nayara!" Perintah Dewi. Dengan segera Sandrina berjalan ke arah dapur dan membuatkan dua gelas minuman dengan wajah sebal.

"Maaf ya nak kondisi Jesse lagi kacau," kata Dewi sambil menggenggam tangan Nayara.

"Gapapa tante gapapa," jawab Nayara canggung.

"Ini minumannya," kata Sandrina jutek. Entah kenapa moodnya hari ini sangat tidak baik.

"Makasih," kata Nayara sambil tersenyum.

"Nak ayo ikut ke pemakaman nenek," ajak ayah Jesse.

"Saya Om? Ga usah saya tinggal di sini aja gapapa," tolak Nayara.

"Kamu pacar Jesse yang di ajak ke sini pertama kali. Jadi kamu harus ikut untuk menghormati nenek ya?" Bujuk Dewi.

"Tap-,"

"Ayo nak," kata Dewi sambil menggandeng Nayara. Dengan terpaksa Nayara ikut ke pemakaman nenek Jesse.

Hari sudah sore dan kini Nayara dan Jesse akan kembali ke kota mereka.

"Jesse gapapa deh aku pulang sendiri aja," ujar Nayara.

"Gapapa, aku baik-baik aja kok," kata Jesse.

"Ma Jesse mau balik duluan," kata Jesse lalu mencium punggung tangan mamanya begitupun Nayara.

"Saya pamit Om, tante, kak," kata Nayara juga.

"Iya hati-hati kalian nanti," ucap Dewi.

Jesse dan Nayara akhirnya meninggalkan kediaman nenek Jesse.

"Cantik ya Jas pacar Jesse," kata Dewi sambil tersenyum.

"Dia pewaris bungsu Sheri Asosiation Ma," kata Jason membuat Dewi membulatkan matanya sempurna.

"Serius kamu? Kenapa gak bilang dari tadi sih? Pantesan kayak kenal sama marganya," teriak Dewi heboh.

"Kan gak enak Ma nanti di omongin tetangga," kata Jason.

"Seharusnya kamu juga bisa cari pacar kaya Nayara. Latar belakang keluarganya bagus, berpendidikan lagi," kata Dewi.

Sandrina tak sengaja menguping perkataan Ibu Jesse hanya bisa menunduk meratapi mimpi yang tak akan bisa Ia raih. Siapa dia jika menginginkan Jesse? Apakah dia berasal dari keluarga berada seperti keluarga Jesse? Atau keluarga baik seperti Nayara? Sepertinya Sandrina memang dilahirkan untuk menderita. Begitu pikirnya.

"Jangan bahas itu deh Ma," ucap Jason kesal.

"Ih kalau kamu gak di ingetin pasti masih jalan sama perempuan itu! Awas ya kalau Mama sekali lagi mergoki kamu sama perempuan itu jalan, Mama langsung jodohin kamu! Ngerti gak?" Omel Dewi.

"Iya Ma ngerti. Jason mau masuk tidur," kata Jason lalu masuk ke dalam kamarnya yang jadi satu dengan Jesse.

"Aish si Jesse ngeselin banget dah!" Ucap Jason sambil memukul-mukul udara.

****

"Maaf sayang gak jadi ngelihat danau," kata Jesse sembari fokus melihat ke jalanan.

"Iya gapapa lain kali kan bisa," jawab Nayara lalu tersenyum.

"Maaf banget sekali lagi ak-,"

"Sssttt!!! Gak apa-apa. Berhenti dulu di rest area. Kayaknya kamu capek," kata Nayara. Jesse pun menurut dan mengarahkan mobilnya ke rest area.

"Tiduran bentar kita lanjutin tiga puluh menit lagi," kata Nayara.

Jesse merendahkan sandaran mobilnya dan merebahkan tubuhnya lalu perlahan memejamkan matanya. Sementara Nayara hanya bisa menatap Jesse.

"Sebenernya Gue masih sayang gak sih sama Jesse? Minta putus aja segala harus ke sini dulu! Akkhhh Nayara!!!" Teriak Nayara dalam hati sambil mengacak rambutnya.

"Ini kenapa mendadak tubuh Gue gerak sendiri gini?" Tanya Nayara dalam hati saat dirinya refleks mencium bibir Jesse.

"Woyy Nay! Lo gak boleh gini lagi! Tapi Jesse ganteng banget kalau lagi tidur. Gak gak! Gak boleh oleng! Ayo sekarang lepasin ciumannya Nayara cantik," Nayara berusaha meyakinkan dirinya.

Tanpa Ia sadari ciuman yang tadi Ia mulai berubah menjadi lumatan kecil, dan Jesse sudah memimpin. Jesse mendorong tubuh Nayara pelan dan merendahkan sandaran kursi Nayara agar Nayara berada di bawahnya. Jesse berpindah tempat ke atas Nayara dan melanjutkan ciuman panas yang Ia lakukan bersama Nayara.

Aneh rasanya, Nayara bahkan sangat terbuai dengan ciuman Jesse. Nayara ingin sekali mendorong, menampar serta mencaci maki Jesse saat itu juga. Namun tangannya terasa seperti terikat di leher Jesse sementara lidahnya terasa tertahan.

"Je...sse... Cuk....kh....up.," kata Nayara sedikit mendesah.

Jesse menghentikan ciumannya dengan napas yang masih terengah-engah. Ditatapnya Nayara lekat, Jesse lalu membelai rambut Nayara lembut. Membuat darah di dalam tubuh Nayara terasa berdesir dan jantung Nayara berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Aku sayang kamu Nay," kata Jesse lalu menenggelamkan wajahnya di celuk leher Nayara.

Nayara dan Jesse sama-sama menangis dalam diam. Mereka tertahan oleh situasi yang di hadapi masing-masing.

"Entah kenapa aku ngerasa kalau selama kita pacaran hal yang terjadi diantara kita cuma kesedihan doang. Bisa gitu ya Nay," kata Jesse sambil memainkan rambut belakang Nayara.

"Gak tahu," Jawab Nayara.

"Apa tuhan gak ngizinin kita bersama? Haruskah kita pisah?" Tanya Jesse asal.

"Apa?" Tanya Nayara kaget.

"Haruskah kita berpisah Nay?" Tanya Jesse lagi. Kini dengan wajah yang lebih serius.

"Ish apaan sih kamu ni! Ada-ada aja deh," kata Nayara.

"Serius, haruskah kita sudahi di sini sayang?"

"Jesse jangan gitu dong! Apaan sih aneh banget kamu! Tidur aja deh mendingan dari pada ngelantur gak jelas," omel Nayara.

"Aku mau minta sesuatu sama kamu boleh gak?" Tanya Jesse lalu mendongakkan kepalanya agar bisa menatap Nayara.

"Apaan?" Jawab Nayara sambil memegang pinggang Jesse.

"Aku mau kita berhenti di sini..,"