Pagi-pagi sekali Nayara sudah bangun dan menyiapkan beberapa barang untuk dibawanya ke gunung bersama Jesse. Nayara memutuskan untuk pergi diam-diam. Setelah semua selesai, Nayara bergegas keluar dari kamarnya dan berlari kecil menuju pintu utama.
"Sayang cup cup," terdengar suara Freya di ruang tamu sedang menenangkan putrinya.
"Mampus Gue! Harus mikir cara lain. Ayo dong otak berpikir," kata Nayara sambil mengetuk-ngetuk kepalanya.
"Aha!" Nayara lalu kembali ke kamarnya dan membuka jendela. Ia lalu melempar tas beserta pakaian yang nantinya Ia pakai pergi ke gunung ke taman dari jendela kamarnya. Ia juga mengganti pakaiannya ke baju tidur dan mengacak-acak rambutnya yang sudah rapi. Nayara lalu berpura-pura seperti orang yang baru saja bangun tidur dan melewati Freya tanpa masalah.
"Mau kemana Nay?" Tanya Freya.
"Mau ke belakang kak ada yang mau diambil," jawab Nayara sambil berjalan gontai dan sedikit menguap.
"Oh iya sshh sshh," jawab Freya.
Setelah sampai di taman dengan secepat kilat Nayara memakai mantel lengan panjangnya dan berlari dengan sekuat tenaga menuju kamar mandi umum yang ada ditaman kompleksnya.
"Huuu dingin," ujar Nayara lalu mengganti bajunya dan merapikan diri.
Setelah selesai merapikan diri Nayara lalu melangkah keluar dengan perasaan lega. Namun perasaan itu tidak bertahan lama, karena Bang Jay dan gengnya sedang berkumpul di taman.
"Kelar satu masalah muncul masalah yang lain. Ini Gue emang gak di restuin pergi kali ya?" Kata Nayara dalam hati.
"Iya nih bro keren kan?" Terdengar suara Bang Jay sedang memamerkan sesuatu.
"Gue kayaknya harus lari deh," dengan cepat Nayara berlari tanpa menoleh ke kiri atau ke kanan sedikitpun. Ia akhirnya sampai dan langsung melompat ke dalam mobil Jesse yang sudah terparkir cukup lama di depan kompleks.
"Huh huh huh," Nayara mulai mengatur napasnya.
"Ngapain lari sayang? Takut ya?" Tanya Jesse.
"Kan aku bisa nunggu kamu di depan rumah," lanjutnya.
"Kalau aku di izinin ngapain juga aku harus nyamperin kamu ke sini duh bego!" Kata Nayara dalam hati.
"Ayo jalan keburu siang," ajak Nayara.
"Oke!" Jesse pun melajukan mobilnya.
Di dalam perjalanan Nayara dan Jesse hanya diam menikmati matahari yang perlahan terbit dari arah timur. Nayara memikirkan bagaimana nanti Ia akan menjelaskan semuanya kepada kedua kakaknya. Ia merasa sangat bersalah sudah membohongi mereka.
Sementara Jesse memikirkan bagaimana hari ini mereka habiskan hanya berdua. Bermesraan layaknya sepasang kekasih yang dimabuk cinta. Hingga tanpa sadar Ia tersenyum malu.
"Gimana kalau kita makan di warung itu? Kamu belum makan kan?" Tanya Jesse.
"Rame," jawab Nayara singkat.
"Kita makan di mobil. Aku yang pesen kamu tunggu di sini," kata Jesse lalu memarkir mobilnya.
"Coba aja kamu bertahan cuma sama aku Jesse," gumam Nayara.
Tak mau terlalu lelah berpikir, Nayara akhirnya mengambil sepasang earpods dan menyetel lagu Night Changes milik one direction.
We're only gettin' older, baby
And I've been thinkin' about it lately
Does it ever drive you crazy
Just how fast the night changes?
Everything that you've ever dreamed of
Disappearing when you wake up
But there's nothing to be afraid of
Even when the night changes
It will never change me and you
Nayara melantunkan sedikit bagian reff dari lagu tersebut sambil memejamkan mata. Jesse yang menunggu Nayara selesai bernyanyi hanya menatap kekasihnya teduh. Jesse membelai wajah Nayara membuat Nayara terlonjak kaget.
"Aku ngagetin kamu ya? Maaf," kata Jesse panik.
"Iya lah Jesse. Aku kira siapa," kata Nayara laku kembali menyenderkan kepalanya.
"Nih nasinya udah aku beli ayo makan," kata Jesse sambil mengeluarkan dua bungkus nasi dari dalam kantong kresek putih yang di bawanya.
"Makasih ya," kata Nayara dengan senyum.
"Iya sama-sama," jawab Jesse.
"Jesse please jangan kasih senyuman itu," gumam Nayara dalam hati.
"Kamu capek gak? Gantian nyetirnya gapapa," ujar Nayara.
"Iya nih, aku capek banget gak dapet tidur semalem," kata Jesse.
"Loh kenapa gak tidur? Main sama Sandrina?" Tanya Nayara.
"Nggak lah! Terlalu semangat sampai takut bangun telat. Orang biasanya aku bangun jam tujuh tiba-tiba bangun jam empat pagi mau pergi sama pacar," jawab Jesse.
"Sampe segitunya. Berhenti dulu aku yang nyetir. Aku masih sayang nyawa Jesse," kata Nayara.
"Gapapa aku seneng banget kalau nyetirin kamu," ucap Jesse lalu mengusap kepala Nayara.
"Maybe for the last time," ujar Nayara dalam hati lagi.
"Dengerin lagu hype dong sayang. Slow banget gak ada semangatnya," kata Jesse.
"Mau lagu apa? Aku gak terlalu ngedengerin musik hype soalnya," kata Nayara lalu menyerahkan handphonenya kepada Jesse.
"Hmm kalau gitu gapapa deh lagu aesthetic aja. Lagunya Charlie puth apa ya judulnya?" Kata Jesse sambil berpikir.
"Liriknya?" Tanya Nayara berusaha membantu Jesse.
"Nana nanananana nanananana but when i touch her i feel like I'm cheating on you. Na na na na na na na na na, gitu pokoknya," ujar Jesse.
"Cheating on you aku suka banget sama lagu itu," kata Nayara sambil sedikit tertawa.
"Tuh kan! Kenapa temen-temen voli aku pada bilang lagu ini jelek jelas-jelas bagus! Nayara Kanendra aja sampe suka," kata Jesse.
"Kupingnya perlu di bersihin deh kayaknya mereka. Masak lagu sebagus ini gak disukain," protes Nayara.
"Nah kan? Iya aneh emang mereka," kata Jesse. Lalu keduanya pun tertawa bahagia.
"Goodbye kota ku!!!" Teriak Jesse saat mereka melintasi perbatasan antar kota.
"Bye-bye kota!!!" Teriak Nayara ikut mengimbangi Jesse.
Jesse berhenti di rest area yang memiliki pemandangan sangat indah. Gunung tinggi dan hutan yang mengelilingi tempat itu membawa suasana dingin. Mereka berdua duduk di sebuah sekepat dan memesan bubur ayam dan teh hangat untuk sarapan mereka yang kedua kalinya.
"Pelan-pelan makannya sayang panas," ujar Jesse.
"Dingin banget astaga," ujar Nayara sambil menggosokkan tangannya.
Jesse pindah duduk ke belakang Nayara dan memeluk pinggang kekasihnya erat. Nayara juga membalas dengan menggenggam tangan Jesse yang melingkar di perutnya erat.
"Udah gak dingin kan?" Tanya Jesse.
"Udah mendingan," jawab Nayara.
"Aku suapin aakk," kata Nayara lalu menyuapi Jesse.
"Mmmh lebih enak kalau kamu yang nyuapin. Mau teh dong," kata Jesse dan Nayara segera menyerahkan teh hangat kepada Jesse.
Setelah makan Nayara tidak sengaja tertidur di dada Jesse. Jesse tersenyum saat melihat Nayara tertidur sambil menggenggam tangannya. Jesse merasa agak sakit di punggungnya karena harus menahan tubuh Nayara.
"Nayara?!" Teriak seseorang dari dalam mobilnya yang kebetulan parkir di sebelah mobil Nayara dan Jesse.
"Ketemu lagi anjir!" Teriak gadis yang tak lain adalah Tiara dan Reihan yang sedang berlibur ke taman bunga edelweis.
"Ketemu mulu ya kita ber-empat," gumam Jesse dengan tatapan kesal.
"Takdir kali. Mau liburan juga kalian?" Tanya Reihan.
"Gue mau ke gunung tempat camping kita dulu, inget gak?" Jawab Nayara.
"Serius? Asik pasti. Tapi kita berdua gak bisa ikut soalnya besok harus ngurus kegiatan ekstra," kata Tiara sambil memanyunkan bibirnya.
"Kalian hati-hati kalau gitu. Kita mau balik," ucap Reihan.
"Cepet amat? Jam berapa Lo berangkat?" Tanya Jesse heran.
"Sebenernya kemarin sore kita nginep berdua hihi," kata Tiara salting.
"Oh I see. Tapi gak ngelakuin apa-apa kan?" Tanya Nayara dengan komuk panik.
"Nunggu sah! Udah yang ayo jalan ngeblush mulu deket Nayara," kata Tiara.
"Duluan ya," kata Reihan lalu melajukan mobilnya.
"Di rumah nenek aku juga ada bunga edelweis. Ayo berangkat keburu siang. Nanti gak dapet udara seger di sana lagi," ujar Jesse dan membukakan pintu untuk Nayara.
"Hoowaaahh....," Jesse menguap menahan kantuk.
"Kamu tadi gak sempet tidur ya? Sini aku yang nyetir kamu istirahat sebentar," kata Nayara.
"Bentar lagi ada sekepat kecil di tikungan di depan. Nanti aku berhenti di sana aja," kata Jesse.
"Berhenti lagi? Lama dong nyampenya, gapapa pindah aja aku yang nyetir," Nayara mencoba meyakinkan Jesse.
"Pelan-pelan ya," kata Jesse lalu menepikan mobilnya.
"Pelan-pelan loh sayang jangan ngebut-ngebut," pesan Jesse kepada Nayara yang sudah memasang sitbelt nya.
"Iya tenang aja Jesse percaya sama aku," jawab Nayara dan melajukan mobilnya perlahan.
"Sayang awas, huh," kata Jesse panik saat Nayara menyalip sebuah bus yang ada di depannya.
"Sayang ada motor," ucap Jesse sehingga membuat Nayara memutar bola matanya kesal.
"Sayang-,"
"Jesse stop! Kalau kamu kaya gitu aku jadi ikutan panik ngerti gak sih? Mending tidur aja deh merem! Bawel banget kaya ibu-ibu," omel Nayara. Kalau udah gini si Jesse jadi kicep merasa bersalah. Akhirnya Jesse mencoba menutup matanya dan terlelap tidur.
"Jesse bangun udah nyampe," kata Nayara mencoba membangunkan Jesse.
"Jesse ayo udah nyampe," kata Nayara lagi sambil menggoyangkan tubuh Jesse.
Sepertinya Jesse terlalu asik dengan alam mimpinya sehingga tak menghiraukan Nayara. Akhirnya Nayara memberanikan diri menggigit bibir Jesse sehingga laki-laki itu merintih kesakitan.
"Aukkhh sayang yang lembut dong," kata Jesse masih setengah sadar.
"Ayo cepet udah sampe," kata Nayara lalu turun dari mobilnya.
"Nyampe juga ya ternyata kita di sini," ucap Jesse lalu membantu Nayara membuka bagasi.
"Iya lah nyampe karena kamu tidur! Kalau tetep bangun mungkin aja nyampe di tempat lain," ketus Nayara.
"Sini aku bantuin," kata Jesse lalu menurunkan barang-barang mereka. Barangnya tak banyak hanya dua tas gunung dan hmm itu saja hehe.
"Happy anniversary," kata Jesse sambil mengecup pipi Nayara.
"Happy anniversary too," kata Nayara dan menghadap Jesse.
"Hari ini aku janji bakalan menuhin tiga permintaan kamu sayang," ucap Jesse.
"Aku mau lihat danau itu lagi Jesse," kata Nayara sambil memeluk pinggang Jesse erat.
"Aku anter sayang," kata Jesse sambil mendekap kepala Nayara dan mengelus lembut rambut Nayara.
Matahari perlahan mulai menampakan dirinya menyinari Nayara dan Jesse yang sedang bermesraan.