Ketika baru saja sampai di depan rumah besar, Sehan menghela napas sejenak sembari memandang bangunan megah yang berada di hadapannya itu sebelum akhirnya masuk ke dalamnya. Ia berjalan dengan sengaja menundukkan kepala agar menghindari pertanyaan dari semua orang hingga di mana dirinya mendengar suara seseorang yang dikenalinya.
"Sehan, kemarilah!"
Pemuda itu melihat Ed yang berada di depan sana sedang duduk di sofa menghadap televisi. Terkadang ia tidak mengerti, bagaimana seorang pria tua sepertinya dapat mengetahui kedatangan dirinya tanpa menoleh ke arahnya sama sekali. Benar-benar mengerikan, pikirnya.
Akhirnya Sehan pun mengalah dengan memilih untuk berjalan mendekati sang ayah dengan kepala yang menunduk hingga akhirnya pemuda tersebut berhenti tepat di samping membuat Ed yang mengetahuinya menepuk-nepuk sofa kosong di sampingnya itu.
Sehan melihatnya, lalu kembali menatap ke arah Ed. "Apa kah menyuruhku untuk duduk di sini?"