Celine terlihat sangat kelelahan sehingga kini gadis itu meminta pemuda di hadapannya untuk berhenti. Sedangkan Sehan yang melihatnya pun tersenyum lalu mengusap wajah adik perempuannya itu dengan penuh kasih sayang.
"Bagaimana rasanya?"
"Cukup melelahkan, Kak Sehan."
"Itu adalah hukuman untukmu, karena kau selalu berbuat curang."
"Hei, bukankah kau yang selalu begitu?" Gadis itu melipat kedua tangannya di dada sebelum akhirnya melipat kedua tangannya dengan kedua mata yang memicing. "Kenapa sekarang kau menuduhku?"
Sehan yang mendengarnya langsung tersenyum jahil lalu bersiul seakan tidak merasa bersalah sehingga Celine yang berada di hadapannya pun mendengus geli dengan apa yang dilihatnya saat ini.
"Jadi sekarang kau sudah kesal kepadaku?" tanya pemuda itu dengan kedua alis yang terangkat. "Bagaimana caranya agar aku bisa menghiburmu?"
"Pikirkan saja sendiri!" ketus Celine lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. "Aku tidak ingin melihatmu, Kak Sehan."
