--
"Apa kita pernah bertemu sebelumny?" tanya pak Johan yang mengatami sosok pria berambut coklat.
Barra menolehnya sejenak, "Tidak," jawabnya singkat.
"Begitukah? Tapi anda terasa sangat familiar …," gumam Johan lagi. Dia masih menggendong putrinya. Dia juga masih berusaha untuk mengingat.
"Ah kurasa aku yakin dengan ingatanku," ujar Johan lagi. "Anda adalah salah satu pemegang saham kampus BE, 'kan?" tanyanya antusias.
Barra tidak menggubris, namun Nao nampak terkejut dengan pernyataan pak Johan.
"Itu tidak mungkin," sahut Nao seketika. "Dia adalah pengangguran kaya raya yang sering berpindah tempat tinggal. Dia menghasilkan uang dari menipu …."
Barra menoleh dan segera menatap Nao lekat. "Hentikan. Kita tidak jauh berbeda," ujarnya lirih.
Nao menyeringai setela mendengar perkataan Barra, dia mengoreksi kalimat sebelumnya. "Mungkin pak Johan salah mengenali orang," uajrnya.
"Begitukah. Tapi aku yakin pernah bertemu di kampus," ujar pria berambut pirang itu lagi.
--