"Apa kamu … kurir yang waktu itu?" tanya Cacia pada Difky dengan sedikit mengingat.
Ameera dan Difky segera menolehnya. Difky sempat mengerutkan dahi dengan keberadaan sosok perempuan itu.
"Kurir? Apa kamu tidak salah ingat?" tanya Ameera.
"Dia mirip sekali. Tapi kurasa memang dia. Benar kan? Kamu memang kurir yang mengantarkan barang milik mama waktu itu dan kita juga bertemu kemarin? Iya, 'kan?" tanya Cacia bawel.
Ameera menatap Difky kebingungan.
"Aku bertemu dengan banyak orang, maaf aku tidak dapat mengingatmu secara spesifik," jawab Difky dengan senyum ramahnya.
"Ah benar juga. Ish tapi ingatanku tidak buruk," ucap Cacia lagi dengan menyeringai. "Senang bertemu dengan kalian. Ternyata kita sudah saling dipertemukan, mungkin kedepannya kita akan menjadi teman," tambahnya lagi.
Ameera hanya tersenyum samar, ternyata perempuan itu sangat banyak bicara, tidak kalem seperti saat mereka pertama bertemu.
"Apa kamu sungguh kurir? Kenapa aku tidak mengetahuinya?" tanya Ameera.