Difky menggeletakkan kepalanya di meja dengan terus menatap Ameera yang masih fokus mengerjakan tugas. Semakin Ameera nampak lelah, Difky semakin tersenyum. Dia bahkan tidak tahu kenapa dia seperti itu.
"Ada apa?" tanya Ameera yang mengetahui kalau sedang diamati.
"Aku sedang memandangi kekasihku yang cantik. Bolehkah aku menyentuhmu?" tanya Difky polos.
Tanpa ragu Ameera segera menyentuh wajah pria itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya masih disibukkan dengan mouse dan laptop.
Difky menyentuh tangan hangat Ameera di pipinya itu. "Ameera, apa kamu tidak takut padaku?
"Apa kamu hantu?"
"Bukan begitu. Tapi, apa kamu sungguh sudah mempercayaiku sepenuhnya?"
"Belum. Tapi aku memiliki firasat yang baik tentangmu."
"Kamu tidak masalah menyentuhku seperti ini?"
"Selama aku tidak dapat melihat takdirmu, itu tidak apa."
"Baguslah. Maka teruslah seperti ini," ujar Difky manja.