Ameera duduk di tempat tidurnya. Dia sedang memegangi sebuah kotak kecil berisi kalung cantik dengan mata berlian yang berkilau. Dia juga meletakkan beberapa kertas di seitarnya, yaitu berupa bukti tansfer sejumlah uang dan alamat rumah yang diberikan oleh pihak Bank. Dia juga menyalakan ponsel pada foto pria berambut coklat.
Dia masih tidak mengerti, namun semuanya itu nampak berhubungan. Beberapa kali dia melafalkan nama pria itu dengan lirih, mencoba untuk mengingat momen atau hal yang mungkin berhubungan dengan pria itu.
"Barra Javas. Benar kata Varen, nama yang familiar. Bahkan sangat familiar," gumam Ameera. dia memperbesar foto di ponselnya, bagaimanapun dia melihat sosok pria itu, tetaplah sosok Difky yang nampak di kepalanya.