"Apa dia penting?" tanya Gavin pada Difky. "Kurasa kita harus fokus dengan tujuan kita, yaitu melenyapkan cenayang langit dengan permata biru. Perempuan itu tidak akan membantu, jadi … jangan pedulikan dia."
"Emm aku juga berpikiran seperti itu," sahut Difky. "Aku bahkan tidak berkeinginan untuk tidur dengannya, karena dia nampak tidak menguntungkan untukku," tambahnya.
Seketika Gavin berdecak dan menggelengkan kepala. Dia harus mengakui kalau sikap Difky ini jauh lebih buruk dari yang ia harapkan. Dengan catatan kejahatan yang ia miliki, Difky menjadi cermin dari sikap iblis dalam wujud manusia.
"Tapi, Kak. Aku mulai penasaran juga dengan sosok Barra itu. Apakah dia sungguh iblis yang sama dengan yang ada dalam tubuhku?" tanyanya pada Gavin yang sedang meneguk minuman soda.
Gavin mengangguk. "Dialah yang memiliki tugas untuk menebarkan banyak kejahatan di seluruh dunia. Kurasa dia juga membawa kejahatan dan keburukan di sekeliling perempuan itu," jawabnya.