"Kalian sering melakukan itu?" tanya Ameera. Dia dan Varen juga empat temannya yang lain telah tiba di sebuah rumah makan yang tidak begitu jauh dari warnet tadi.
"Lumayan sering," jawab bocah SMA yang bernama Romi. Mereka telah berkenalan selama perjalanan menuju rumah makan.
"Apa selalu menang?" tanya Ameera lagi.
"Selama kami bersama dengan Varen, kami selalu pulang dengan uang di tangan kami," sahut pria yang lebih tua dari mereka. Namun dari penampilan, mereka semua nampak sama di mata Ameera.
"Benarkah? Apa dia sehebat itu?" Ameera meragukan. Dia melirik Varen, namun pria itu hanya tersenyum tersipu.
"Dia adalah atlet lari sekaligus e-sport terbaik yang pernah kutemui. Hanya saja dia belum pernah mau untuk ikut pertandingan nasional," tambah rekannya yang lain.
"Kenapa?" tanya Ameera.
"Dia dilarang oleh Cacia."
"Ca … siapa?" Ameera memastikan pendengarannya.