Mobil Difky tiba-tiba mogok di tengah jalan. Dia segera saja mengumpat, dia sagat kesal karena hujan deras sedang mengguyur kota malam ini. Dia harus mencari bengkel mobil yang masih buka pada malam yang sudah sepi ini.
"Mobilnya kenapa?" tanya Ameera yang juga panik karena mereka bahkan masih jauh dari rumahnya.
"Entahlah …," jawab Difky yang beberapa kali telah mehela napas panjang. "Apa kamu membawa payungmu?" tanyanya.
Ameera mengangguk. Segera saja Difky keluar dengan mengenakan payung itu, dia juga membawa ponselnya untuk dijadikan penerang.
Dia mengecek bagian mesinnya. Hujan yang masih sangat deras, bukan merupakan keputusan yang baik untuk melakukan itu.
Ponsel Difky terjatuh dan pelidung layarnya retak tidak keruan. Lagi-lagi dia hanya mampu mengumpat, kesialan yang kesekian yang ia alami hari ini.