"Maafkan mereka," ucap Varen lirih.
"Kenapa? Kurasa mereka baik. Aku menyukai mereka."
"Hah?"
"Maksudku, mereka teman-teman yang baik. Kurasa kamu sangat beruntung memiliki mereka," kata Ameera lagi.
"Begitukah … tapi mereka memang yang terbaik, sih …," ujar Varen sedikit mengangguk.
"Ah baiklah. Langsung saja … Ameera, kamu mulailah duluan." Varen mempersilahkan.
Ameera siap dengan penanya. "Aku akan menyebutkan peraturannya terlebih dulu. Dengarkan hingga akhir, baru kamu diperkenankan untuk berkomentar."
Varen mengangguk mengerti.
"Pertama, kamu tidak boleh menyentuhku. Kedua, aku tidak dapat pergi satu harian penuh karena aku harus bekerja. Ketiga, jangan sampai ada yang tahu kalau hubungan kita palsu, karena aku sudah mengatakan pada mereka kalau aku sudah berhenti. Yang terakhir, kamu tidak perlu selalu berada di dekatku, terlebih saat di kampus. Kita berhubungan yang biasa saja. Ada pertanyaan?" Ameera menatap Varen yang menyimak.