Ameera tiba di rumah, masih dua jam sebelum dia harus membuka kafe. Kali ini dia telah menyimpan kunci cadangannya sehingga tidak perlu lagi bingung saat hendak membukanya.
"Sendiri lagi …," ucap Ameera sembari merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Baru membayangkan kalau dirinya akan bekerja sendirian saja, dia sudah merasa lelah.
Benar kata Al dulu, Neandro memang butuh seorang karyawan lagi karena kafenya sekarang sudah lebih ramai konsumen sehingga jika hanya diurus oleh satu orang, itu akan sangat melelahkan.
Ameera mehela napas panjang. Dia meregangkan tubuhnya yang terasa sangat lelah, padahal hanya pergi menonton pertandingan basket.
Pandangannya tertuju pada bunga soga kuning yang ada di vas diatas meja belajarnya. Dia mengingat bunga mawar dari Al tadi. Dia merasa bersalah karena telah meninggalkannya diatas batu pusara ibu Al, namun dia tidak memiliki pilihan.
Beruntung Al juga tidak marah, dia malah akan memberikannya yang baru nanti di lain kesempatan.