Ameera, Al dan Barra saling diam. Suasana menjadi sangat sepi untuk seketika. Suara detik jam seolah lebih nyaring dibanding dengan suara instrumental musik yang dinyalakan oleh Ameera sebelumnya. Keheningan menyapa kafe untuk beberapa saat.
Al menatap Barra yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. "Kamu. Apa yang kamu lakukan pada Ameera?"
"Eh? Kenapa aku?" Barra segera membalas tatapan Al yang mengintimidasi.
"Kamu kekasihnya, kalian sering bersama, bukan? Apa kamu melakukan sesuatu yang membuat kemampuannya hilang?"
"Tidak. Aku bahkan tidak pernah menyentuhnya. Maksudku, kami hanya bergandengan biasa. Tidak ada hal lain."
Al diam sejenak. "Kamu apakah tidak apa-apa saat digandeng oleh pria ini?" tanyanya pada Ameera.
"Aku tidak melihat dan merasakan apapun," jawab Ameera.
"Ah begitu rupanya. Lalu apakah mungkin ini dampaknya? Kalian sering saling bersentuhan dan membuat kemampuanmu menghilang?" Al mulai berpikir banyak.