"Katakan semuanya, Nak." Nao menepuk pelan bahu Al yang sudah tergeletak di meja dalam keadaan mabuk.
"Aku menyukainya, aku mendekatinya, aku menyewanya setiap waktu, aku membayarnya, aku membelikannya banyak hadiah, tapi dia tidak suka disentuh. Padahal aku sangat menginginkannya," ucap Al lirih namun dapat didengar oleh Nao.
"Tapi pria itu, dia dapat menyentuh Ameera dengan mudahnya. Mereka bahkan bergandengan tangan … arrrhhhh," ujar Al yang diiringi dengan helaan napas panjangnya.
"Kenapa dia tidak menyukai sentuhan?" tanya Nao dengan sedikit berbisik.
"Dia dapat melihat sesuatu yang akan terjadi pada orang yang menyentuhnya."
Nao semakin tertarik. Dia sontak teringat dengan perkataan Barra yang mengatakan kalau dia masih ingin memenuhi rasa penasarannya terhadap Ameera. "Apa mungkin ini berhubungan dengan itu?" gumamnya pada dirinya sendiri. "Dia memang manusia yang aneh."