"Ah itu tentang Marry? Teman sekelas sempat tercengang dan heboh karena dia mengatakan kalau kamulah penyebabnya."
Ameera segera menatap Raina. "Lalu mereka percaya?"
"Kurasa tidak. Marry dan Yoana terkenal bermulut besar, tidak mudah untuk mempercayai mereka."
"Begitukah?"
"Tapi aku penasaran. Kenapa bisa akurat sekali? Apa kamu sungguh meramalkannya?" tanya Raina yang nyaris membuat Ameera tersedak saat memakan mienya.
"Ah maafkan aku," ujar Raina segera yang merasa tidak nyaman.
"Aku hanya mengatakan hal yang acak, yang mungkin terjadi juga mungkin tidak. Sungguh tidak bermaksud apapun." Ameera kembali meminum air mineralnya.
Raina mengangguk. Dia lalu mempersilahkan Ameera untuk melanjutkan makan.
Raina membersikan piringnya. Lalu dia mengambil ponsel dan mengutiknya beberapa saat. Ameera masih tidak menghiraukan ponselnya, hal itu membuat Raina semakin penasaran. Dia lalu berpura untuk meminjam ponsel milik Ameera dengan mengatakan kalau miliknya sedang habis daya.
