Ameera masih di taman, dia telah memasukkan kotak bekalnya pada tas ranselnya yang besar. Dia mengutik ponselnya. Masih ada tugas yang harus dia selesaikan bersama Al, namun dia akan melakukannya sendiri.
Hari ini putra gubernur itu tidak masuk, tidak heran, kini Ameera berpikir kalau pria itu mungkin sedang menghabiskan waktu bersama dengan keluarga dan kekasihnya.
"Huhhh … kenapa dia beruntung sekali," gumamnya. "Dia tampan, kaya, memiliki orang yang mencintainya dengan apa adanya."
Ameera bergumam sambil masih memainkan ponselnya, dia sedang mencari referensi untuk tugas kelompoknya. Hari yang semakin panas, membuatnya sulit berpikir. Entah kenapa, angin nampaknya enggan menyapa. Ameera sedikit melirik langit yang sangat cerah, tidak nampak awan satupun. Dia hanya berpikir kalau ini mungkin penyebab hari yang terasa sangat panas.