Barra masih menggenggam lembar yang ia dapat dari seniornya. Untuk pertama kalinya dia merasa sangat terpukul dengan keputusan Dewan Iblis. Dia tidak tahu mengenai sikapnya yang berubah. Dia masih merenung, namun renungannya itu tidak akan berarti karena semuanya sudah terjadi.
Pikirannya kembali tertuju pada manusia bernama Ameera. Dia juga menjadi ragu dengan tujuan dari dirinya sendiri. Namun kenyataan yang akan dia hadapi cukup mengerikan, dia berpikir kalau dia harus segera menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.
Dia mengambil ponsel dan ditelponnya perempuan itu. Namun hingga panggilan ketiga, masih tidak diberikan jawaban. Dia juga mengirim pesan, namun tidak lama berselang, perempuan itu menelpon Barra dan mengatakan kalau dia tidak mengetahui ponselnya masuk panggilan dari Barra.
"Kamu sedang memikirkanku? Ah kurasa sebagai sepasang kekasih, memang begitulah seharusnya, hehe" celoteh Ameera saat di seberang telpon. Barra hanya merespon seperlunya.