Diana menelepon Alfito. Selama itu panggilannya masih menunggu.
'Aku tidak akan biarkan Mas Alfito berhubungan layaknya suami-istri dengan mbak Fania. Aku tidak rela jika Mas Alfito memiliki anak dengan wanita yang hanya memanfaatkannya. Aku harus memikirkan sesuatu agar mereka hubungan intim. Ya ... enak saja, habis memanfaatkan massa meninggalkan Mas Alfito. Aku akan membuat Mbak Fania sadar dan akan berusaha membuat Mbak Fania jatuh cinta kepada Mas Alfito. Barulah di saat itu mereka boleh berhubungan intim. Ya ... sepertinya, aku harus mengancam Mbak Fania lagi. Maaf Mbak, Aku tahu kamu wanita baik, aku tidak rela jika kamu menyakiti kakakku. Kakakku sudah terlalu sakit karena sikap ibu,' pikirnya dalam hati. Diana terlihat teringat sesuatu.
"Halo ada apa?" tanya Alfito yang sudah menerima telepon dari sang adik. Alfito sedang memanjakan istrinya, pria tampan itu mengupas buah untuk Fania. Pria tampan itu lalu mengeraskan suara Diana.