Kini kita berdua kini beristirahat dan berencana akan tidur tapi suasana rasanya sepi sekali disini.
"Apa kau bisa tidur Ariana?" tanyaku kepada adikku dengan suara lirih.
"Aku tidak bisa tidur," jawab Ariana sambil memandang langit-angit kamar yang terbuat dari kayu.
"Hem bagaimana kalau sekarang aku memanggilme dengan sebutan Grande, tidak apa kan? Itu kan memang nnama aslimu sekarang," seruku dengan terbaring di samping Grande.
"Hem yasudah kalau kau meminta seperti itu. Tidak apalah lagian memang benar itu namaku. Grande cukup bagus sih," seru Grande dengan memiringkan kepalanya dengan wajah berpikir.
Kami berdua berada di sebuah kamar yang menurut kami sempit. Kamar ini terbuat dari kayu dan sesaat kemudian kami berdua merasakan gatal di kulit kami.
"Aduh ini pasti kita akan menjadi seekor musang! Aduh bagaimana ini," seruku kepada Grande yang juga sedang gatal-gatal. Tangannya terus menggaruk lengan lalu lehernya.