"Kau yakin mereka itu kedua orang tua kita?" tanya Ariana yang berwajah ragu-ragu.
"Ya aku yakin mereka adalah orang tua kita. Memangnya kau tidak yakin?" tanyaku dengan mengerutkan dahi kepada Ariana.
"Aku bukannya tidak yakin. Tapi aku merasa tidak cocok dengan mereka. Aku hanya menyayangi ibuku yang sekarang namanya menjadi Giraffa," kata Ariana dengan wajah sedih.
"Kau pasti merindukan ibumu ya? Yang sudah merawatmu sejak kecil?" tanya ku masih dengan melajukan sepeda.
"Ya tentu saja rindu sekali," kata Ariana dengan wajah sedih. Aku yang melihatnya dari samping sangat mereasa kasihan dengan Ariana yang sekarang menjadi adikku.
"Aku juga khawatir dengan keadaan ibuku sekarang. Aku khawatir dengan Giraffa ibuku," kata Ariana dengan menunduk lalu kembali melihat jalan.