***
Aku menatap cermin. Aku merasakan bahwa diriku diawasi oleh seseorang. Aku merasakan firasat buruk tentang dirinya. Baru kali ini akubisa merasakan firasat buruk tentang diriku sendiri.
Kini aku melihat di mataku ada garis berwarna merah. Ya tepat di bola mataku. Namun hanya mata kananku.
"Apa ini ya tuhan? Apa aku harus memeriksanya ke dokter?" tanyaku dalam hati.
Kini tubuhku merasa begitu gatal. Aku segera menggaruknya tanpa rasa bersalah. Beberapa menit setelahnya aku kaget saat menemukan kulitku penuh dengan bulu.
"Apa ini Ya Tuhan?" tanyaku dengan hati berdebar mengelus salah satu lenganku.
Aku bisa melihat ada bulu berwarna putih yang tumbuh begiti saja di kulitku.
Setelah aku merasakan gatal. Aku terus menggaruk semua badank. Kini tubuhk lama-lama berubah. Pertama wajahku berubah menjadi wajah musang. Aku kaget saat melihat cermin. Aku ingin berteriak namun aku takut kalau justin dan ariana akan ke kamarku dan mereka menemukan aku dengan berwajah musang seperti ini.
Ya Tuhan aku harus bagaimana? Kini tubuhku berubah seutuhnya menjadi seekor musang. Aku begitu merasa kecil sekali. Kini aku berada di kolong ranjang.
Entah kenapa aku lebih betah berada di kolong ranjang. Aku hanya bisa menangis dengan keadaan yang terjadi dalam waktu sekejap. Aku menangis sesegukan. Apa ini adalah kutukan untukku? Mungkin aku di kutuk menjadi musang karena ulahku yang sering merasakan firasat buruk tentang seseorang yang akan meninggal. Tapi kan aku tidak menginginkan itu semua.
Ya Tuhan akankah aku menjadi seekor musang selamanya? Aku takut sekali ya tuhan! Maafkan aku jika aku banyak salah. Aku berjanji akan memperbaiki hidupku ya tuhan.
Aku melihat jam dan ternyata sudah larut malam sekali. Sebenarnya aku ingin pergi dari rumah ini. Tapi aku tidak tahu caranya.
Aku berniat untuk tidur di kolong ranjang dan setelah pagi tiba saat justin membuka pintu. Aku akan dengan cepat keluar dari kamar ini lalu aku pergi keluar rumah ini. Entah kemana.
***
Keesokan hari saat matahari telah terbit dan wajahku bisa merasakan kalau cahaya matahari memenuhi wajahmu. Mungkin semalam aku lupa untuk menutup jendela kamarku.
"Hei Ern selamat lagi!" kata justin dan segera membuka pintu kamarku.
Saat itu wajah justin telah menemukan aku yang berada di kolong ranjang.
"Hei kenapa kau tidur di situ?" tanya justin dengan wajah heran.
Justin tidak ketakutan saat melihatku. Itu berarti aku sudah berubah menjadi manusia. Aku melihat tubuhku kembali dan ternyata benar saja semua tubuhku normal kembali seperti sedia kala.
"Hei kenapa kau bingung? Apa kau mengalami slepper walking?" tanya justin dengan serius.
"Hehehe mungkin saja. Aku saja tidak menyangka kalau sekarang aku ada di dalam kolong ranjang.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya justin yang melihatku keluar dari kolong.
Aku pun berdiri dengan tegak di hadapannya.
"Ya aku tidak mengapa. Aku sangat baik-baik saja." Kataku dengan senyum.
"wajahmu lucu juga yah saat baru bangun tidur seperti ini," seru justin membuat aku malu. Jangan-jangan wajahku benar benar jelek menurutnya.
"Hehehe..." seruku hanya bisa tertawa kecil sambil memegangi wajahku.
"aku akan ke kantor polisi bersama ariana. Kau bisa di rumah ini sendiri kan?" tanya justin.
"Aku juga akan keluar untuk mencari pekerjaan," kataku.
"Ya sudah kalau begitu ini kunci rumahnya. Kau bawa yah saat pergi. Aku juga sudah punya kunci itu. Kalau begitu aku harus segera pergi sekarang juga dengan ariana," kata justin dengan terburu-buru.
"Oh ya baiklah!" aku meraih kunci rumah lalu justin segera pergi.
Aku dengan cepat mengatur nafasku dan melihat di sebuah cermin besar.
"Hah? Aku sudah kembali menjadi manusia!" seruku dengan gembira.
Terimakasih ya Tuhan aku telah kembali. Kini aku melihat tanganku. Aku menggulung baju tidurku. Agar aku bisa melihat lenganku.
"Ya Tuhan! Kenapa bulu ini masih ada di kulitku?" tanyaku dengan takut.
Aku segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Aku bersihkan badanku sampai benar-benar bersih dan wangi. Agar aku tidak merasakan gatal -gatal lagi.
"Ya Tuhan apa semalam aku bermimpi kalau aku berubah menjadi seekor musang? Aku takut sekali ya Tuhan!" seruku di dalam kamar mandi.
Saat selesai kamar mandi aku segera mengganti baju. Terpaksa aku mengenakan hoodi karena agar lenganku tidak terlihat oleh orang-orang. Jika kedua lenganku terlihat oleh orang-orang itu pasti akan membuat mereka ketakutan. Aku saja kalau melihat kedua lenganku menjadi jijik sendiri. Karena bulu yang ada di kulitku iti benar-benar bisa di lihat jelas oleh mata telanjang.
Kini aku segera keluar rumah dan mengunci rumah. Hah rumah sebesar ini hanya di huni oleh beberapa orang saja. Hem! Sayang sekali. Andai aku bisa menikah dengan justin. Lalu menjadi istri justin dan tinggal di rumah mewah ini. Pasti hidupku akan sangat bahagia.
Aku segera berjalan dengan celana jeans serta hoodie berwarna pink. Ya aku meminjamnya dari Ariana. Katanya itu pemberian kekasihnya dan ia tidak suka warna pink.
Oh ya! Aku baru teringat sekarang. Kenapa ariana yang merupakan adik justin sudah berkuliah. Sedangkan justin masih di bangku kelas SMA kelas tiga sama seperti aku. Hem nanti aku akan menanyakan itu pada justin ah!
Aku berjalan menuju trotoar aku berniat melamar pekerjaan di sebuah toko toko kecil yang berafa di pinggiran kota. Siapa tahu mereka membutuhkan seorang karyawan. Karena setahu yang aku lihat. Pengunjung di semua toko yang berada di pinggir jalan begitu banyak dan aku yakin pasti ada salah satu toko yang kewalahan untuk melayani para pembeli.
***
"Ayo kita masuk!" seru justin dengan mengangguk di samping ariana. Wajahnya begitu serius kali ini.
"Tapi aku takut bertemu polisi! Aku takut kalau mereka akan menangkap aku karena telah membuat jacob kecelakaan di mobilku," kata Ariana dengan mewek.
"Heh kau ini bagaimana sih! Ini semua itu bukan salahmu. Sudah patuhi saja apa yang polisi inginkan. Lagi pula kau merasa tidak bersalah kan. Kau tidak perlu takut.
"B-baiklah kalau begitu," kata Ariana lalu menarik nafas.
Justin dan ariana kini masuk ke dalam ruangan polisi. Dan mereka kini sudah duduk. Diruangan itu ada dua orang penyidik dan satu orang polisi.
Mereka memutar cctv dengan seksama.
"Apa kau kenal orang ini?" tanya sang polisi.
Ariana dan justin saling memandang kaget.
"Kita tidak mengenalnya. Benar kan justin?" kata Ariana dengan cepat.
"Apa kau yakin?"
kata penyidik dengan mengerutkan dahinya.
"Ya kami sama sekali tidak mengenal siapa orang di layar itu," kata justin menambahkan.
Akhirnya Ariana dan Justin pergi dari kantor polisi.