Sellyn memutar kepalanya. Bukan ia tidak mengenali suara itu. Tapi, seluruh yang ada di pikirannya hanyalah pulang dan bersemedi tanpa gangguan di atas kasur.
"Kenapa? Abang mau aku pergi kan?"
Pertanyaan itu membuat Regan menghela napas dalam. Sebenarnya bukan itu maksud dari Regan. Ia hanya merasa kesal saja melihat senyum itu terbagi kepada lelaki lain.
"Kata siapa? Sini ikut ke dalam." Regan menarik tangan istrinya. Namun, Sellyn menghempas begitu saja.
Tubuh ramping itu telah masuk sepenuhnya ke dalam mobil. Sellyn juga tak lupa memberi kode kepada Pak Yono untuk segera mengantarnya pulang.
Regan menggeleng samar melihat penolakan dari istrinya. Bahkna pintu mobil itu telah tertutup, meninggalkan dirinya sendiri di luar.
Lelaki berkaca mata itu merogoh ponsel dari dalam saku celana panjangnya. Satu nomor yang sekarang ia harus telpon untuk mengatakan dirinya tak bisa untuk berada di dalam rumah megah itu.