Nefa berdiri dengan iris coklat bulat sengaja setengah dilebarkan. Menanti apa yang akan dikatakan papanya. Tubuh kecil itu bergerak ke kanan kembali ke kiri.
Delon menghela napas berat samar saat pandangan itu kembali ke arah makanan yang sudah berada di tangan.
"Sayang, papa diet."
Perkataan itu sontak membuncahkan gelak di belakang. Lelaki dengan umur berbeda itu seakan berkonspirasi untuk membuat gadis kecil itu menangis karena Delon.
Delon tak peduli. Tatapan dan senyum terpaksa harus ia toreh di sana untuk mempengaruhi apa yang berada di pikiran sang putri.
"Papa diet? Sejak kapan?" Nefa memutar tubuh karena mendengar suara tawa yang merasuk dalam gendang telinga. "Diet apa, Om Nino?" tanyanya.
Delon menepuk kening. Ia lupa putrinya masih berusia lima tahun awal.
Nino berdehem untuk memudarkan tawa yang menyeruak di dalam tenggorakkannya. Kemudia tatapan teduh dengan bekas luka mengering di sudut ekor mata tak membuat tatapan lelaki tampan itu memudar.