Rachel dibuat terkejut dengan kedatangan Delon yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
Tubuhnya menjadi menegang tatkala melihat senyum nakal dari Delon.
"Ap ... apa sih, Kak? Cepat sana pergi!" Rachel masih tergagu menanggapi pria yang sedang memeluknya erat dari belakang.
Delon meletakkan kepalanya di atas bahu putih Rachel yang hanya terhiasi satu untai tali lingeri dan semakin mendekap tubuh ramping itu hingga tenggelam dalam tubuh kekar Delon.
"Apa yang membuatmu menjadi seperti ini ...,"
"Apa kamu merindukan pelayananku yang tertunda kemarin, Nonaku?" sambung Delon sembari mengedipkan satu matanya di pantulan cermin antara dirinya dan Rachel.
Rachel terbelalak dengan perkataan Delon. Bahkan sekarang salivanya sulit untuk untuk ditelan saat mengingat dirinya dan Delon yang hampir melewati batas, sewaktu Delon menyatakan perasaannya kepada Rachel.
"Hahaha... jangan bercanda, Kak. Aku mau man ...," belum sempat Rachel menyelesaikan kalimatnya, Delon sudah lebih dulu menyesap leher putihnya.
"Emhp... Kak, jangan, nanti mama dan papa tau," ucap Rachel di sela desahannya karena Delon menggit dan menyesap leher putihnya.
Delon tidak memperdulikan. Dia sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya untuk tidak memiliki Rachel seutuhnya.
"Aku mencintamu Rachel," kata lembut Delon.
Rachel hanya bisa menggerang seraya meremas kuat tangan Delon yang berada di perut datarnya.
Rachel dapat merasakan napas panas Delon yang menerpa leher putihnya. Manik mata Rachel juga berubah menjadi memerah, ia menahan apa yang dirasakan pria di belakangnya itu.
Namun, di persekian detik, mata Rachel melotot sempurna saat ia merasakan tangan Delon sudah tidak lagi mengikat erat perut datarnya, melainkan sudah menyusup dari balik lingeri Rachel, meremas benda yang membusung milik Rachel.
"Ahh, Ka ... kak ...,"
Lagi-lagi desahan itu keluar. Rachel begitu malu saat ini. Ia mengumpat, mengutuk saran yang diberikan Sellyn padanya dalam hati. Betapa bodohnya Rachel mau saja memakai saran itu.
Dasar Sellyn lucnut!
Shit! Gue bakal buat perhitungan sama lo, Sell! Gue juga terlalu bodo* mau saja memakai saran itu!
Sekarang kedua tangan Delon telah berada di balik lingeri Rachel dengan aktivitas meremas gemas benda kenyal millik Rachel.
Rachel memejamkan matanya kuat. Seluruh tubuhnya memanas. Tapi, ia harus membuat permainan ini berhenti di sini. Jika tidak, Rachel dan Delon pasti akan kehilangan batas.
"Aku suka ini Sayang," bisik Delon lirih. Delon semakin meremas lembut kedua benda kenyal itu hingga membuat tubuh Rachel semakin memanas.
Dan Delon tahu itu.
Delon langsung membalik tubuh Rachel, menatap sebentar perempuan yang paling ia cintai. Lalu, dengan cepat membungkam bibir tipis Rachel dengan bibir Delon.
Rachel yang semula ingin menghentikan Delon, kini dirinya malah terbakar oleh sentuhan-sentuhan lembut dari Delon.
Rachel bahkan tidak bisa mengenali dirinya lagi, saat ini.
Delon semakin memperdalam ciumannya. Lidahnya-pun telah membelit lidah Rachel. Delon tidak akan lagi melewati malam ini. Rachel miliknya, dan akan selalu menjadi miliknya.
Jika Delon bukanlah jodoh yang sesungguhnya bagi Rachel. Delon pastikan, ia akan memaksa takdir menjadi laki-laki pertama dan terakhir bagi Rachel. Biarlah Delon menjadi egois, hanya untuk kali ini saja.
Delon langsung mengangkat tubuh Rachel seperti koala tanpa melepaskan ciuman panas mereka.
Rachel mengalungkan tangannya di leher Delon seraya meremas lembut rambut belakang Delon.
Delon mengayunkan langkahnya menuju tempat tidur Rachel. Mereka berdua lupa niat awal dari pertemuan mereka. Bahkan Delon melupakan brownis yang ia buat susah payah untuk permintaan maafnya.
Delon meletakan perlahan tubuh Rachel di atas tempat tidur. Delon melepas paksa ciumannya perlahan. Mata elang Delon menatap lembut perempuan yang ada di depannya.
Jemari Delon mengulas seluruh inci wajah cantik Rachel dengan selingan senyum tampan di bibir Delon. Begitupula dengan Rachel. Mata hitam Rachel mengikuti mata Delon yang tidak pernah bosan mentapnya.
"Tanpa kamu memakai ini ... aku selalu tergoda denganmu," kata menggoda Delon. "Apa aku boleh sekarang Sayang?" lanjut Delon meminta ijin perempuan di depannya untuk melanjutkan kembali aktivitas panas mereka.
Rachel menggangguk. Delon tersenyum bahagia saat melihat Rachel menyetujuinya. Dengan cepat bibir Delon ingin menikmati bibir tipis Rachel kembali. Tapi, saat Delon hendak ingin melakukannya, tiba-tiba tangan Rachel menutup bibir Delon.
"Ada apa?" tanya Delon sedikit kecewa. "Jangan ... aku takut," sahut Rachel kembali ragu.
Delon menatap Rachel dengan lembut, lalu mencium buku tangan Rachel dengan penuh cinta. Delon ingin meyakinkan cintanya pada Rachel.
"Aku akan segera meminta ijin papa. Aku ingin menikahmu, Chel," ujar Delon dengan penuh keyakinan.
"Dan aku minta maaf untuk yang kemarin. Bukan aku membela Jinny. Tapi, aku hanya ingin melindungimu dari Jinny," sambung Delon menatap dalam perempuan yang ada di depannya itu.
Rachel terdiam. Ia sungguh merasakan letulusan dari sorot mata Delon. Pria di depannya itu selalu membuat pertahanannya goyah.
"Jangan katakan lagi." Rachel menderatkan satu jemarinya di depan bibir tebal Delon. "Aku yang terlalu berlebihan, Kak. Aku mencintamu, Kak." Rachel mengangkat kepalanya, lalu mencium bibir Delon sekilas.
Cup
"Sangat. Sangat mencintaimu Kak," tambah Rachel kembali. Delon begitu terkejut dengan ciuman sekilas di bibirnya. Begitupula dengan pernyataan cinta Rachel.
Setelah Delon menyatakan cinta kepada Rachel. Rachel tidak pernah mengatakan balasan, jika dia juga mencintai Delon. Tapi, Rachel membalas dengan bahasa tubuhnya. Dan Delon juga tau jika perasaannya juga terbalas, bukan cinta sepihak.
Dan pada saat ini Delon benar-benar bahagia mendengar pernyataan itu keluar dari mulut Rachel.
"Kamu sangat menggemaskan Sayang, aku ingin segera memilikimu seutuhnya," sahut Delon menggoda sembari mencium nakal di area leher Rachel. Hingga sang empunya tertawa geli.
"Jangan menyesal jika aku tidak akan berhenti nantinya. Kamu mau menyesal-pun sudah terlambat Sayang," tambah Delon yang sudah kembali mencium dalam Rachel.
Tangan Delon dengan cepat melepas lingeri Rachel. Beruntung Rachel tidak memakai bra, jadi Delon dengan cepat bisa meremas langsung benda membusung itu.
Rachel semakin mendesah di sela-sela ciuman dalam Delon. Tangan Delon begitu lembut menyentuh setiap inci tubuhnya. Hingga di bagian inti. Rachel tidak bisa lagi menyembunyikan perasaannya.
"Emhmph... Kak, apa yang kamu lakukan?" tanya Rachel sayu. Tangan Delon meloloskan CD hitam senada dengan lingeri yang Rachel pakai. Lalu, membuangnya kesembarang arah.
"Jangan menangis. Ini hanya akan sakit sebentar, aku akan menggantinya dengan kenikmatan yang luar biasa." Delon meyakinkan perempuan yang berada di bawahnya yang terlihat menitihkan air matanya, saat senjata Delon telah setengah masuk.
"Sudah, berhenti. Ini sakit, Kak," ucap Rachel merasakan rasa sakit dan penuh di bagian intinya.
Delon mencium kening Rachel. Lalu mencium kedua kelopak indah Rachel, lalu terakhir mengulu* sekilas bibir lembut Rachel.
"Cakar tubuhku, jika kau merasakan sakit Sayang,"
"Uhh... Aku mencintaimu, Rachel," teriak Delon saat senjatanya menghentak cepat.