"Akal sehatmu itu di mana, Pa?! Apa kamu bisa dipisahkan dengan anakmu sendiri? Dan tidak mengakui kepada semua orang bahwa Rachel bukan anakmu. Apa kamu sanggup?"
"Apa kamu sanggup, aku tanya!?" kelakar Martha yang sudah tidak lagi bernafsu makan lagi.
Wanita paruh baya itu mendorong piring putih yang masih berisikan masih dan sebagainya menjauh darinya.
Jeno terdiam membeku di tempat kepalanya menunduk seakan ia pun tak akan sanggup melakukan itu pada dirinya sendiri, meskipun Jeno sangat menentang hubungan Rachel dan Delon. Tapi, ia tidak benar-benar sanggup tak mengakui bahwa Rachel sebagai putrinya.
Jeno menyayangi putrinya dengan segenap jiwanya. Keputusan menunduk adalah keputusan yang tepat untuk saat ini menghindari tatapan tajam dari istrinya.
"Aku tahu, Ma. Makanya aku tanya dulu padamu. Bagaimana baiknya. Karena ini tidak akan mudah. Andai saja Rachel mau menggugurkan saat kandungan itu masih muda. Pasti—"