Aurel berlari ke arah al-faqih yang sedang melangkah di belakang teman-temannya menuju ke masjid. Pandangannya lurus ke depan fokus menatap laki-laki yang selalu mengganggunya dimanapun dia berada. Melihat Aurel berlari dengan tanpa mempedulikan orang lain, teman-teman Al Fatih hanya bisa menoleh mencoba melihat apa yang terjadi antara Aurel dan Al Fatih di belakang mereka.
"Hei, kamu, mengapa kamu tinggalkan aku di hutan itu sendiri? Kamu benar-benar tidak memiliki hati sehingga tega membuat seorang wanita sepertiku berada di hutan seorang diri." Alfatih yang paham dengan apa yang dimaksudkan oleh Aurel hanya mengedikkan bahunya. Dia tidak tahu mengapa gadis itu protes. Tanpa dia berada di hutan itu pun Aurel selalu menghabiskan waktu di sana. Namun kali ini Al Fatih benar-benar tidak mengerti mengapa Aurel protes dan seolah marah pada sikap yang ditunjukkan Al Fatih.