"Hai gadis bar-bar. Jangan pernah kau tinggalkan aku dalam keadaan sendiri begini. Kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan kepadaku."
Aurel menghentikan langkahnya lalu ia membalikkan badannya. Ia pandang wajah tampan Alfatih dengan melotot, rahangnya ia eratkan menampakkan wajah berotot halus yang tampak semakin menggemaskan. wajah merahnya terlihat lebih mengerikan namun bukannya takut, Alfatih justru tertawa menyaksikan tingkah Aurel.
"Apa? Kamu sengaja membuat aku marah kan? Apakah ada yang salah denganku selama ini? Aku tidak pernah mengganggumu dan mengapa engkau menggangguku? Aku salah apa padamu sehingga kau suka sekali usil padaku?"