"A-ayah?"
Laki-laki tampan yang kini berdiri di depan Malika memandang Malika yang menunduk sambil mengeratkan kedua tangannya. Ia merasa bersalah karena telah menjadi anak durhaka yang menghancurkan harga diri ayah dan ibunya. Laki-laki itu akhirnya duduk di kursi yang ada di teras tanpa meminta ijin dari tiga gadis yang menjadi sahabat Malika.
"A-apakah Om ini, Om Willy? Maaf, Om saya tidak tahu kalau Om Willy yang datang.'
"Apakah dia sudah menceritakan semua masalah kepada kalian?'
Aisyah dan Sulis mengangguk. Mereka tidak tahu mengapa tiba-tiba tidak bisa bicara melihat Willy yang datang ke kosnya. Mereka sejak dulu memang akrab namun dengan Willy dan Ratna, ibu Malika belum pernah bertemu karena keduanya selalu pergi keluar kota.
"Mengapa kalian diam?"