"Sayang, apakah aku sudah menyakiti hatimu?" Khalid menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia pegang erat tangan istrinya yang semakin lama semakin terisak.
"Kenapa saying? Katakan kepadaku kalau kau memiliki keinginan yang belum terkabul. Suamimu ini akan berusaha memberikan yang terbaik untuk istrinya. Jangan membuat aku semakin merasa bersalah kepadamu. Jangan menangis seperti ini karena akan membuat hatiku semakin terluka melihat isakanmu."
Amira masih sesenggukan. Ia sandarkan kepalanya di bahu suaminya sambil terus mengusap air mata yang mengalir deras dari sudut matanya. Ia masih enggan untuk berbicara menyampaikan isi hati yang sebenarnya tidak ada keluhan sama sekali. Entah mengapa ia merasa sangat sedih dan ingin menangis.