"Kau tampak sangat cantik. Siapa namamu tadi?" tanya Amira sambil tetap tersenyum ramah. Ia lirik anaknya seolah sedang meminta persetujuan atas penilaiannya, namun Alfatih segera memalingkan wajahnya. Amira tersenyum melihat sikap Alfatih yang selalu tidak mau mengungkapkan kejujuran kepada siapapun. Ia cenderung suka menyembunyikan perasaannya dan memilih menampakkan hal yang berbanding terbalik dengan apa yang dia rasakan.
"Saya Azzahra, Nyonya. "
"Oh iya, Azzahra. Di rumah ini sudah ada beberapa asisten. Seharusnya saya sudah tidak membutuhkan asisten sama sekali."Ucap Amira tenang. Azzahra terkejut mendengar penuturan Amira. Namun ia segera menyembunyikan keterkejutannya.
"Tapi aku akan memberimu kesempatan." Sambung Amira pelan sambil terus tersenyum memandang Alfatih.