Anjani mengeratkan pelukannya ke tubuh ibu dan ayahnya yang hanya diam sambil menyusut air mata yang sejak awal masuk bukit Mentawa sudah membanjir.
"Anjani, aku bahagia mendengar perubahan yang terjadi kepadamu. Selama ini kanjeng Ibu selalu berpikir negatif tentang dirimu. Bukan karena Kanjeng Ibu dan Kanjeng Romo tidak menyayangi seperti kami menyayangi Putri Amira. Kami mohon maaf karena kami merasa bahwa engkau sama sekali tidak mau menghargai kami sebagai orang tua. Semua yang kami ucapkan sering kau abaikan dan engkau selalu bertindak sekehendak hatimu tanpa berpikir perasaan keluargamu. Hari ini Kanjeng Ibu dan Kanjeng Romo merasa sangat bahagia karena perubahan ini. Kau banyak belajar dari kehidupan dan akhirnya kamu melewati jalan yang lurus yang membawa kamu kepada kebahagiaan keluargamu."