Di tempat perawatan putri Anjani dirawat, Anjani sudah siuman. Beberapa kali ia termenung memikirkan Arsan yang tak kunjung menjemputnya. Anjani merasa terbuang. Suami yang diharapkan bisa menjadi tempat keluh kesahnya meninggalkan dirinya dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Anjani masih duduk di bed sambil terus memandang beberapa perawat yang lalu lalang di sekelilingnya tanpa menyapanya. Ia tahu mereka sudah terlalu kesal dengan tingkah laku putri Anjani yang menyebalkan. Beberapa kali mereka mencoba menyapa namun Anjani selalu diam tak merespon sehingga para perawat merasa enggan.