Setelah melakukan perjalanan selama hampir enam jam, Khalid dan putri Amira sampai di mansion pribadinya. Mereka disambut oleh semua pelayan yang berjajar di sepanjang jalan masuk mansion. Amira yang tidak pernah menyangka kalau suaminya memiliki satu mansion di luar kota, hanya bisa memandang Khalid yang masih menatapnya sambil tersenyum. Khalid tahu Amira sangat kagum pada pemandangan yang tersaji di hadapannya. Rumah bak istana negeri dongeng, yang berada di atas bukit membuat Amira berkali-kali mengedipkan matanya.
"Kangmas, ini . . . ."
Khalid tersenyum lalu mengulurkan tangannya, menyambut istrinya dan membawanya turun dari mobil. Amira melangkah sambil memegang lengan Khalid melewati beberapa pelayan yang membungkukkan badannya.
"Selamat datang di mansion, Nyonya. Kami siap melayani, Nyonya di sini."