"Kanjeng Romo tidak mengatakan kalau anakku yang bernama Anjani itu jelek dan tidak sempurna. Kedua anakku adalah anak-anak yang baik, namun yang perlu diketahui, putriku Amira memang anak yang buta, tuli dan bisu. Berbeda dengan Putri Anjani yang enerjik dan cantik serta menarik."
"Tapi, Kanjeng Romo, mengapa Kanjeng Romo mengatakan kalau Amira cacat seperti itu? Apakah Kanjeng ROmo tidak kasihan melihat nasib Amira yang akhirnya mendapat jodoh seorang yang biasa saja?" Raja Syamil memandang Galuh sambil tersenyum.
"Biasa saja maksudnya bagaimana, Anjani?" Anjani gelagapan. Ia memandang Arsan mencoba meminta bantuan suaminya untuk ikut bicara menguatkan pendapatnya, namun Arsan hanya diam seribu bahasa bahkan akhirnya ia mengedikkan bahu.
Melihat tingkah anak dan menantunya, Sultan Adyaksa tersenyum. Ia memandang Amira dan Khalid yang masih duduk dengan tenang tanpa terusik dengan perkataan Anjani.