"Lepaskan aku! Aku akan memberi pelajaran kepada anak tak tahu terima kasih itu. Bisa- bisanya dia menghinaku setelah dia kuberi banyak hal. Harta, tahta dan wanita. Apa itu tidak cukup untuk menegakkan kepalamu di tengah teman-temanmu, Imran? Awas saja kalau kau sampai membuat aku hancur. Aku akan membuat perhitungan kepadamu. Aku mengundangmu untuk membuat rencana membalas dendam atas perebutan kekasihku, mengapa kau menghancurkannya?"
Ucap Said sambil memukulkan tinjunya berkali-kali ke beberapa tempat untuk melampiaskan kekesalannya kepada Imran. Ia tahu, ia bisa melakukan apapun kepada sepupunya, namun hati nuraninya tidak bisa mengijinkan dia untuk melakukan penyiksaan kepada Imransyah. Bagaimanapun Imran adalah saudaranya dan dia tidak ingin terlalu membuat anak itu babak belur karena pukulannya.