Walau sebenarnya iya heran dan kagum dengan ruangan bawah tanah serta kereta apinya yang hanya diketahui oleh beberapa orang saja, namun hari ini Khalid sama sekali tidak ingin bertanya apapun. Iya fokus mengikuti Amira dan Andika yang melangkah masuk kedalam kereta dan duduk di kursi penumpang. Khalid duduk disamping Amira yang kini menyandarkan kepalanya di bahu nya
"Apakah pusing?" Khalid mengecup kening istrinya dan mengelus kepalanya. ia benar-benar merasa sangat beruntung memiliki wanita yang sangat mandiri. Walaupun saat bersamanya Amira selalu manja kepadanya. Andika yang melihat kelakuan mereka berdua hanya menggelengkan kepadalnya.
Amira menggelengkan kepalanya. Walaupun pusing ia tidak akan mengatakan kepada suaminya karena ia sama sekali tidak ingin membuat Khalid khawatir tentang keadaannya.
Khalid yang melihat Amira diam saja, kini lebih memilih untuk memeluk pundaknya dan mengelus kepalanya.
"Apakah perjalanannya menuju istana jauh?"