Khalid yang melihat Amira nampak lemah setelah memasuki sebuah sel, segera menghampiri istrinya dan mengulurkan tangan untuk memberikan kekuatan batin. Ia memang belum terlalu paham mengapa Rashid di penjara, dipindahkan ke pulau Pribadi dan membuat istrinya lemah sampai ke titik nadir. Tanpa kata, ia ajak Amira duduk di kursi di sudut ruangan, sambil menyaksikan Andika mengurus keenam laki-laki yang kini duduk di lantai.
Khalid mengelus punggung istrinya. Sambil sesekali membisikkan sesuatu di telinga Amira. Amira mengangguk lalu memandang Khalid sesaat lalu tersenyum. ia bersyukur memiliki suami pengertian seperti Khalid, meski kadang pria itu selalu menang sendiri. Mengenalnya selama beberapa bulan dan menjadi istrinya hampir dua pekan ini membuat ia mulai memahami bagaimana tabiatnya. Amira menyandarkan kepalanya di bahu Khalid membuat laki-laki berjumlah enam di depannya menatapnya sinis. Mereka mengira, tentara sultan Adyaksa sedang pacaran di markas.