Melihat Bryan tertawa terbahak-bahak, semua tawanan memandang ke arah mereka dengan penasaran. Mereka mendekat ke kedua laki-laki beda usia yang kini sedang menampilkan ekspresi masing-masing.
"Ada apa, Bry? Adakah yang aneh dari laki-laki muda ini?"
Bryan yang masih terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya segera mengangkat tangannya. Ia duduk di kursi sambil terus menunjuk wajah Rashid yang semakin memerah karena malu bercampur marah.
"Dia, Bro. Ha ha ha, dia tidak tahu hubungan pedang dengan sex. Ha ha ha, kau veritahu dia yang terbaik sehingga dia bisa mengerti semuanya."
"Apa? Apakah dia masih Ori? Ha ha ha"