Rashid masuk ke dalam kamar tahanan mirip dengan hotel dengan perasaan campur aduk. Dia ingin menumpahkan semua perasaan yang siap membludak dari dadanya. Ia menumpahkan semua kesedihannya dengan menelungkupkan tubuhnya di lantai sambil menangis tersedu. Hamimo mendekati Rashid dan memeluknya erat.
"Kau akan baik-baik saja, Rashid. Yakinlah bahwa Yang Mulia Sultan mengirimmu ke sini agar kau menjadi lebih baik. Tidak ada niat buruk yang terbersit dari hati ayah angkatmu kepadamu. Aku mengenal Sultan dengan baik dan aku yakin kau tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan kepadamu."
"Iya, Tuan. Terima kasih. Aku menangis karena sedih telah berkhianat pada ayah angkat yang sudah membesarkanku dengan kasih sayang yang tak seorangpun memberiku seperti dia mengasihiku. Aku sangat bodoh, Tuan. Sangat bodoh. bahkan saat Kanjeng Romo marah pun, dia mengirimku ke tempat terbaik."