Satu jam kemudian, mereka sampai di salah satu bangunan yang mirip hotel. Sebuah penjara yang sepi karena tidak ada tahanan di dalamnya. Anam membangunkan Rashid yang masih lelap. Rashid mengerjapkan matanya, melihat bangunan mewah berjudul penjara namun lebih layak disebut hotel tersebut. Ia pandang bangunan yang menjulang tinggi itu dengan mata berkaca-kaca. Ia mengingat sultan Adyaksa dan kebaikan yang diberikannya selama ini.
"Kanjeng Romo. Aku tidak tahu mengapa kau mengirimku ke penjara seperti ini. aku yang sudah berbuat salah harus mendekam dalam sebuah hotel mewah? Ya Tuhan, tolong ampuni aku karena aku bukan orang yang pantas menerima kebaikan Kanjeng Romo. Hiks. Tuhan, aku berjanji akan memperbaiki diriku dan akan menjadikan masa ini sebagai masa untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuan diri untuk membasmi Pamularsih, ayah yang sudah membuat ibuku sengsara dan mati."